Para Ilmuwan Kian Tercerahkan Usai Temukan Jejak Wabah Virus Corona dari 20.000 Tahun Lalu
Sejumlah peneliti menemukan bukti epidemi virus corona pecah di kawasan Asia Timur lebih dari 20.000 tahun yang lalu. Jejak wabah terbukti dalam susunan genetik orang-orang dari daerah itu, mereka temukan.
Para peneliti, melansir laman World Economic Forum, Rabu (21/7/2021), telah menganalisis genom lebih dari 2.500 manusia modern dari 26 populasi di seluruh dunia. Ini dilakukan untuk lebih memahami bagaimana manusia beradaptasi dengan sejarah wabah virus corona.
Baca Juga: Begini Hari Kebebasan di Inggris yang Abaikan Virus Corona, Bikin Iri atau Malah...
Tim peneliti menggunakan metode komputasi untuk mengungkap jejak genetik adaptasi terhadap virus corona. Virus corona termasuk dalam keluarga virus yang bertanggung jawab atas tiga wabah besar dalam 20 tahun terakhir, termasuk pandemi COVID-19 yang sedang berlangsung.
Dalam 20 tahun terakhir, telah terjadi tiga wabah virus corona epidemi parah: SARS-CoV yang mengarah ke Sindrom Pernafasan Akut Parah (Severe Acute Respiratory Syndrome), yang berasal dari China pada tahun 2002 dan menewaskan lebih dari 800 orang. MERS-CoV menyebabkan Sindrom Pernafasan Timur Tengah (Middle East Respiratory Syndrome), yang menewaskan lebih dari 850 orang. Dan, SARS-CoV-2 yang menyebabkan COVID-19, yang telah menewaskan 3,8 juta orang.
Tetapi studi tentang evolusi genom manusia ini telah mengungkapkan epidemi virus corona besar lainnya yang pecah ribuan tahun sebelumnya.
“Ini seperti menemukan fosil jejak kaki dinosaurus alih-alih menemukan fosil tulang secara langsung,” kata David Enard, seorang profesor di departemen ekologi dan biologi evolusi di University of Arizona.
“Kami tidak menemukan virus purba secara langsung—sebaliknya kami menemukan tanda-tanda seleksi alam yang dikenakannya pada genom manusia pada saat epidemi purba,” terang Enard.
Menelusuri wabah virus corona
Tim mensintesis protein manusia dan SARS-CoV-2, tanpa menggunakan sel hidup, dan menunjukkan bahwa ini berinteraksi secara langsung dan secara khusus menunjukkan sifat alami dari mekanisme yang digunakan virus corona untuk menyerang sel.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto