Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Seorang Anak Bertanya Kenapa Indonesia Tidak Terapkan Lockdown, Begini Jawaban Dokter Reisa

Seorang Anak Bertanya Kenapa Indonesia Tidak Terapkan Lockdown, Begini Jawaban Dokter Reisa Kredit Foto: Instagram/Reisa Broto Asmoro
Warta Ekonomi, Jakarta -

Dalam siaran pers virtual bertajuk Hari Anak Nasional 2021 yang disiarkan di kanal Youtube Sekretariat Presiden, seorang anak bernama Fayola Maulida (16) mengajukan pertanyakan tentang mengapa Indonesia tidak menerapkan lockdown dalam upaya menangani pandemi Covid-19.

Menanggapi pertanyaan tersebut, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 dr Reisa Broto Asmoro mengatakan penutupan total kegiatan masyarakat di suatu wilayah tidak direkomendasikan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO).

Baca Juga: Pesan dr. Reisa untuk Melindungi Anak Indonesia di Masa Pandemi COVID-19

"Kalau makna lockdown yang dimaksud Adik Fayola adalah menutup total kegiatan masyarakat di suatu wilayah, maka tidak pernah direkomendasikan oleh WHO," ujar Reisa, Jumat (23/7/2021).

Reisa menjelaskan berdasarkan panduan pedoman pembatasan kegiatan sosial untuk menjaga kesehatan masyarakat yang dikeluarkan WHO pada 14 Juni 2021, WHO menyatakan lockdown bukan satu-satunya jawaban untuk menghentikan penularan virus Covid-19.

"Nah, tindakan yang diambil itu harus beragam. Ada yang dilakukan pemerintah, ada juga yang diambil oleh kita anggota masyarakat yang harus berperan," tuturnya.

Duta Adaptasi Kebiasaan Baru tersebut menyampaikan sejak 30 Juni 2021 Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin telah memutuskan acuan untuk pemerintah pusat, pemerintah daerah provinsi, serta pemerintah kabupaten/kota dalam menyusun kebijakan penanganan Covid-19 dengan memerhatikan indikator penyesuaian upaya kesehatan masyarakat dan pembatasan sosial.

"Apa sih indikatornya atau rambu-rambu pembatasan kalau relaksasi pelonggaran bisa dilakukan? Yang pokok adalah kasus konfirmasi atau penambahan kasus hariannya harus bisa diturunkan," kata Reisa.

Kemudian, ia melanjutkan, kapasitas rumah sakit harus bisa mumpuni untuk merawat pasien dengan gejala berat meskipun jumlahnya bertambah. Terakhir, angka kematian karena Covid-19 harus bisa ditekan serendah mungkin.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Imamatul Silfia
Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: