Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pandemi Masih Berlanjut, DIM Ingatkan Pentingnya Disiplin Alokasi Keuangan

Pandemi Masih Berlanjut, DIM Ingatkan Pentingnya Disiplin Alokasi Keuangan Kredit Foto: Annisa Nurfitriyani
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sebagai salah satu instrumen investasi di pasar modal, reksa dana termasuk instrumen yang sensitif atas perkembangan kebijakan. OJK mencatat, nilai reksa dana turun dari Rp574 triliun menjadi Rp536 triliun dengan penurunan terbesar pada reksa dana terproteksi. Namun, jika dilihat secara YoY, masih tercatat peningkatan di atas 10%.

Melihat kondisi ini, Marsangap P. Tamba selaku Direktur Utama PT Danareksa Investment Management (DIM) menyampaikan bahwa selama pandemi, terlihat adanya kecenderungan masyarakat untuk lebih bersikap berhati-hati dalam mengelola keuangannya. Mereka tetap berinvestasi, tetapi memilih instrumen yang sifatnya lebih low risk to moderate.

Baca Juga: Investasi Emas Terus Diminati, IndoGold Catatkan Kenaikan GMV 86% di Semester I-2021

"Hal ini tercermin dari pilihan investasi pada beberapa instrumen reksa dana open end kami yang mengalami peningkatan. Dalam setahun terakhir, reksa dana pasar uang DIM mengalami pertumbuhan 75%, sedangkan secara total reksa dana open end kami meningkat 42% YoY," jelas Marsangap dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (26/7/2021).

Sebagaimana diketahui, reksa dana pasar uang merupakan jenis reksa dana yang paling konservatif. Kebijakan investasi pada reksa dana ini adalah 100% pada instrumen pasar uang, yakni instrumen yang jatuh temponya kurang dari 1 tahun. Reksa dana ini dikenal dengan tingkat likuiditasnya yang tinggi dan cepatnya jangka waktu pencairan. Dengan karakteristik tersebut, reksa dana pasar uang dapat menjadi instrumen investasi jangka pendek yang dapat dicairkan kapan saja.

"Hal lain yang membuat kami menyadari bahwa masyarakat kian menyadari pentingnya berinvestasi adalah pertumbuhan dana kelolaan hingga semester pertama 2021 ini bersumber dari mitra distribusi. Kondisi ini sesuai dengan ekspektasi kami untuk meningkatkan dana kelolaan dari segmen retail. Salah satu kontributor pertumbuhan dana kelolaan kami adalah reksa dana pasar uang kami, reksa dana Danareksa Seruni Pasar Uang III," kata Marsangap.

Semester pertama tahun 2021 ini, lanjut Marsangap, DIM mengalami penurunan dana kelolaan reksa dana terproteksi yang sudah diproyeksikan sebelumnya. Menyikapi itu, DIM telah menyusun strategi untuk meningkatkan dana kelolaan melalui reksa dana open end termasuk reksa dana pasar uang.

"Jika setahun sebelumnya komposisi produk reksa dana open end dan terproteksi 45%:55%, kini komposisi tersebut menjadi 61%:39% dengan peningkatan 5% YoY. Kami juga melihat tren investasi digital membuat akses berinvestasi lebih mudah dan sekaligus terjangkau. Hal inilah yang mendorong kami secara konsisten berupaya meningkatkan kerja sama melalui mitra distribusi termasuk melalui InvestASIK, platform investasi yang kami kembangkan," papar Marsangap.

Sebagai Manajer Investasi yang telah berdiri sejak Juli 1992, DIM optimis, dengan segala tantangan di kondisi pandemi, beberapa jenis reksa dana tetap dapat bertumbuh. Hal ini tentu saja kembali dengan karakteristik produk reksa dana sesuai dengan kondisi perekonomian. Selain itu, DIM memandang perlunya kesinambungan kegiatan edukasi dan inklusi keuangan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi. Optimalisasi kanal pemasaran digital akan berperanan besar sebagai katalis informasi.

Keuangan inklusif bertujuan agar setiap anggota masyarakat memiliki akses terhadap berbagai layanan keuangan formal yang berkualitas secara tepat waktu, lancar, dan aman, dengan biaya terjangkau. Ini merupakan upaya dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan mengurangi kemiskinan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Target inklusi keuangan adalah sebesar 90% pada tahun 2024.

Dalam peluncuran hasil survei nasional keuangan inklusif 2020, Sekretariat Dewan Nasional Keuangan Inklusif menyampaikan bahwa 81,4% orang dewasa pernah menggunakan produk atau layanan lembaga keuangan formal. Angka tersebut meningkat 78,8% dari tahun 2018. Sementara itu, 61,7% orang dewasa telah memiliki akun. Angka ini juga meningkat 55,7% dari tahun 2018. Peningkatan akses layanan keuangan formal serta peningkatan produk dan layanan keuangan digital menjadi beberapa usulan program kerja keuangan inklusif.

"Masyarakat kita memiliki potensi besar sebagai masyarakat investor. Per Juni 2021, jumlah investor reksa dana sebesar 4,4 juta atau naik sekitar 55% YTD. Benar adanya preferensi kepada aset yang bersifat low risk, tetapi adanya hasil survei inklusi keuangan juga memperlihatkan bahwa ternyata pada tahun 2020 di tengah kondisi pandemi, tingkat inklusi keuangan meningkat. Ini semua tentunya saling berkaitan satu sama lain," lanjut Marsangap menjelaskan.

"Di DIM, kami secara berkala melakukan kegiatan edukasi dan inklusi kepada masyarakat. Melalui InvestASIK yang memiliki tagline 'Atur, Sisihkan, Invest, Komit', serta kerja sama dengan berbagai mitra distribusi, kami berharap dapat terus menjangkau seluruh lapisan masyarakat karena memang pilar perekonomian adalah masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu, berbagi informasi resmi untuk meningkatkan kemampuan mengelola keuangan sangat penting. Sebagai MI, kami berharap dapat secara berkesinambungan mengambil peran nyata dalam upaya ini," tutup Marsangap.

Sebagai informasi, pada tanggal 1 Juli 2021, DIM merayakan ulang tahun perusahaan yang ke-29 dan ulang tahun aplikasi Digital DIM, InvestASIK yang telah memasuki usia 2 tahun. Perayaan ulang tahun tersebut disambut dengan beberapa raihan prestasi yang cukup membanggakan, yaitu dengan 3 reksa dana terbaik di acara Best Mutual Fund Awards 2021 oleh Majalah Investor bekerjasama dengan Infovesta, kemudian penghargaan Bronze Winner sebagai The Most Promising Company in Strategic Marketing kategori anak perusahaan BUMN dalam acara Marketeers Award 2021 oleh MarkPlus, Inc.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: