Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

SCG Laporkan Pertumbuhan Stabil untuk Hasil Operasi Q2/2021 dan H1/2021

SCG Laporkan Pertumbuhan Stabil untuk Hasil Operasi Q2/2021 dan H1/2021 Kredit Foto: SCG
Warta Ekonomi, Jakarta -

SCG catatkan kenaikan laba sebesar 15% pada Q2/2021 dibandingkan dengan kuartal sebelumnya karena volume penjualan yang lebih tinggi, pemulihan ekonomi global yang mendorong harga produk bahan kimia, dan distribusi produk yang efisien di dalam dan luar negeri.

SCG memperkenalkan strategi "Bubble & Seal" untuk memerangi varian Delta COVID-19, mempertahankan serangkaian pendekatan keamanan yang ketat untuk karyawan dan peralatan produksi, serta menyiapkan akomodasi rumah sakit dan pedoman isolasi mandiri di rumah bagi karyawan untuk mengurangi beban kesehatan masyarakat.

Baca Juga: Semester I, Pendapatan dan Laba SIG Cetak Kenaikan

SCG bertujuan untuk mencapai pertumbuhan jangka panjang melalui adaptasi dengan perubahan pasar menggunakan teknologi digital dan platform online, mengikuti tren renovasi rumah, mengembangkan resin plastik daur ulang yang inovatif dan berkualitas tinggi, memulai bisnis ekonomi sirkular, dan memperluas jangkauan bisnis kemasan (packaging).  

Roongrote Rangsiyopash, Presiden dan CEO SCG, mengungkapkan hasil Operasi Perusahaan yang belum ditinjau untuk Q2/2021 mencatat Pendapatan dari Penjualan sebesar Rp66,8 triliun (US$4,26 miliar), meningkat 39% y-o-y, terutama dari penjualan bahan kimia yang lebih tinggi sejalan dengan kenaikan harga minyak dan peningkatan 9% q-o-q karena kontribusi dari semua bisnis, penambahan kapasitas.

"Terutama bisnis kimia yang mencatat harga produk lebih tinggi serta volume penjualan polyolefin yang tinggi secara berkelanjutan terlepas dari ketatnya situasi pengiriman. Laba untuk periode tersebut mencapai Rp8,6triliun (US$546 juta), meningkat 83% y-o-y, sebagian besar disebabkan oleh peningkatan distribusi produk bahan kimia dan pendapatan ekuitas. Kemudian terdapat pula peningkatan pendapatan 15% q-o-q, yang juga disebabkan oleh bisnis kimia.”

Per 30 Juni 2021, total aset SCG tercatat sebesar Rp36,7 triliun (US$25,3 miliar). Sementara, total aset SCG di ASEAN (tidak termasuk Thailand) adalah Rp14,3 triliun (US$9,9 miliar), 39% dari total aset konsolidasi SCG.

SCG di Indonesia

Berdasarkan laporan Q2/2021, SCG di Indonesia memiliki total aset senilai Rp43,4 triliun (US$2 miliar), meningkat 37% y-o-y terutama dari Bisnis Kimia. Pendapatan dari Penjualan Q2/2021 tercatat sebesar Rp5,4 triliun (US$348 juta), meningkat 103% y-o-y terutama dari HVA (High Value Added) & PVC Chain (Kimia), operasi Fajar Paper, dan penjualan ekspor dari Thailand dan regional ke Indonesia. 

Menyikapi situasi pandemi, SCG mendukung pemerintah dalam PPKM Darurat dan PPKM Kategori level di Jawa – Bali dengan menerapkan sistem bekerja dari rumah dan menempatkan karyawan SCG sebagai prioritas utama. Kampanye SCG #PeduliBersama pun terus berlanjut dengan memberikan donasi kepada pemerintah daerah, rumah sakit, puskesmas, dan tenaga garda terdepan. Di Sukabumi, PT Semen Jawa dan PT Tambang Semen Sukabumi mendonasikan disinfektan ke 77 masjid, 3.580 masker, dan sarana cuci tangan ke Desa Wangunreja dan Desa Sirnaresmi, dalam upaya mengurangi penyebaran COVID-19 selama perayaan Idul Fitri. Selain itu, SCG juga telah memberikan bantuan berupa suplemen kesehatan, susu, dan APD yang diterima oleh Wakil Bupati Kabupaten Sukabumi. Donasi tersebut bertujuan untuk membantu meningkatkan imunitas Satgas COVID-19 Sukabumi.

SCG di Indonesia juga melanjutkan beasiswa Sharing the Dream 2021 dengan memberikan 400 beasiswa kepada pelajar SMA dan 10 mahasiswa S1 di lokasi SCG beroperasi seperti Jakarta, Tangerang Selatan, Bogor, Karawang, Lebak, dan Sukabumi untuk mendukung generasi muda dan pendidikan Indonesia di masa pandemi COVID-19. Memasuki tahun ke-10, program ini telah memberikan lebih dari 3.100 beasiswa kepada pelajar Indonesia.

SCG juga terus membantu masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidup. Program pemberdayaan masyarakat PT Semen Jawa dan PT Tambang Semen Sukabumi bekerja sama dengan Pemkab Sukabumi dan Dinas Pariwisata setempat membangun “Wisata Karangpara”.

Demikian pula dengan adanya upaya Dinas Perindustrian dan Energi Kabupaten Sukabumi dan Bumdes Tanjungsari untuk meningkatkan kualitas produksi Tahu Amanah Jaya serta dengan kegiatan budidaya ikan lele oleh Dinas Perikanan Kabupaten Sukabumi di Desa Sukamaju. Berkaitan dengan Ekonomi Sirkular, SCG juga telah mengembangkan dan meresmikan Bank Sampah Sinaresmi pada (27/07) di Desa Sinaresmi, Kabupaten Sukabumi. 

Roongrote menambahkan situasi global COVID-19 sangat tidak pasti, terutama di ASEAN, di mana varian Delta telah menyebabkan lonjakan infeksi. Banyak negara telah menerapkan kembali langkah-langkah ketat yang bertujuan untuk menahan penyebaran virus. SCG juga telah meningkatkan strateginya demi menjaga kelangsungan bisnis seperti, beralih dari strategi "Egg Yolk, Egg White", yang mengisolasi karyawan di lini produksi dari kontak dengan karyawan lainnya, ke strategi "Bubble & Seal".

Strategi ini diterapkan dengan secara teratur melakukan screening COVID-19, menutup area berisiko, dan menyediakan akomodasi di dalam pabrik. Selain menyediakan rumah sakit bagi karyawan yang terinfeksi, untuk memastikan perawatan yang cepat dan aman, SCG juga memberikan pedoman dan panduan bagi karyawan yang melakukan isolasi mandiri di rumah.

Selain itu, SCG telah menyesuaikan strategi bisnisnya untuk mendorong penjualan ke pasar yang tidak terlalu terpengaruh oleh COVID-19 serta meningkatkan penggunaan e-commerce. Sementara itu, lini bisnis kemasan (packaging) telah memperluas bisnis melalui merger dan kemitraan (M&P) dan membina kolaborasi penggunaan High-Quality Post-Consumer Recycled Resin (PCR) dengan mengubah botol kemasan plastik bekas pakai rumah tangga menjadi botol kemasan baru untuk pertama kalinya di Thailand, yang mempercepat penetrasi SCG ke dalam tren ekonomi sirkular yang tumbuh dengan pesat.”

Direksi SCG telah menyetujui SCG Chemicals Company Limited (atau “SCG Chemicals”), anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya oleh SCG, untuk melakukan penerbitan hak ekuitas PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (atau “CAP”) di Indonesia senilai US$434 juta untuk mempertahankan 30,57% saham di CAP, yang akan digunakan untuk mengembangkan kompleks petrokimia kedua, CAP2. SCG melihat CAP sebagai investasi strategis dalam memperluas bisnis bahan kimia di Indonesia yang memiliki pasar bahan kimia terbesar dengan pertumbuhan tertinggi di ASEAN.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Alfi Dinilhaq

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: