Dwi mengatakan akses jalan yang baik menuju desa membuat proses penanganan kebakaran cepat dilakukan. Tapi tantangannya yaitu proses menjangkau air yang bersumber dari sekat kanal yang berjarak 500 meter. Meski begitu, sekat kanal yang dibangun Badan Restorasi Gambut (BRG) pada 2018-2019 itu mampu menjadi penyokong pemadaman api, terdapat 25 unit sumur bor dan 28 unit sekat kanal.
“Pemanfaatannya sangat luar biasa,” ucap dia.
Dwi menyontohkan pada saat kebakaran, TNI/Polri mengambil air dari sekat kanal. Begitu pun dengan helikopter. Semua yang membantu pemadaman mengambil airnya dari sekat kanal.
Dwi menyeritakan pengalamannya mengenai pemanfaatan sekat kanal ini. Pada 2015, kebakaran yang terjadi mencapai 29 hari. Lahan yang kering memperparah kondisi kebakaran.
“Saya bayangkan kalau kebakaran dengan luas sekarang, kalau tidak ada sekat kanal, itu mungkin bisa bulanan. Ketika kebakaran di bawah mencapai 40 cm, api akan padam karena di bawahnya air,” ujar dia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: