Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Hermanto Tanoko: Bekerja Itu Hobi, Bukan karena Uangnya, Membangun Perusahaan seperti Merawat Bonsai

Hermanto Tanoko: Bekerja Itu Hobi, Bukan karena Uangnya, Membangun Perusahaan seperti Merawat Bonsai Kredit Foto: Instagram

Sayangnya, perusahaan ini per bulannya hanya untung Rp75 juta. Meski berat untuk melanjutkan, tetapi Hermanto optimis bisa mengalahkan pemain-pemain lama dan penguasa pasar. Ia mulai berinvestasi pada mesin-mesin impor dari Jepang dan Malaysia yang bagus demi bersaing dengan penguasa pasar.

Pada tahun 2004, air minum CLEO booming di pasaran, bahkan botolnya kerap dibawa pulang oleh orang-orang. Galon yang digunakan CLEO juga berbeda. Harus sering di recycle sehingga Hermanto membeli mesin recycle dari Jerman.

Keputusan tersulit yang pernah diambil Hermanto adalah ketika ia harus melakukan PHK di salah satu anak perusahannya di bidang jasa dari manajer ke bawah. Padahal, Hermanto ingin memperbaiki tetapi keadaan tidak memungkinkan karena krisis 1997-1998 sehingga banyak pihak yang meminta perusahaan ditutup. Tetapi, Hermanto bersikeras mempertahankan sehingga dalam satu tahun, perusahaan kembali bertumbuh hebat dan luar biasa.

Karena itulah partner bisnis Hermanto Tanoko sangat banyak karena banyak yang percaya akan integritas beliau. Yang termuda saat ini pun ada yang berusia 24 tahun. Hal terpenting yang menjadi perhitungan Hermanto saat hendak berinvestasi yaitu cocok pada bagian-bagian holding perusahaannya.

Christina Lie pun bertanya jika memiliki 'uang dingin' Rp100 juta, apa yang akan dilakukan? Jawabannya yakni jika Anda seorang pekerja profesional, yang terbaik adalah investasi saham ke emiten yang pemiliknya memiliki reputasi baik. Bagi Hermanto Tanoko, saat saham sedang jatuh, justru saatnya harus membeli. Tetapi jika Anda seorang pebisnis maka kembangkanlah perusahaan Anda sendiri.

Selain berbisnis, Hermanto Tanoko juga aktif dalam kegiatan sosial. Ia bercita-cita menciptakan 1.000 pengusaha sampai mendirikan SMK khusus anak yatim piatu yang dipersiapkan untuk menjadi pengusaha melalui yayasan yang ia dirikan. Meski demikian, Hermanto Tanoko mengakui tak semua orang cocok menjadi pengusaha.

Lebih lanjut, Hermanto Tanoko membeberkan cara melakukan perekrutan karyawan. Ia mengungkap bahwa perekrutan karyawan harus ketat hingga akhirnya karyawan diterima dan dilakukan training. Lalu, jika masih pengusaha baru yang ingin mengembangkan lebih banyak lagi karyawan, carilah kekurangan apa yang tidak dimiliki lalu temukan orang yang bisa menyelesaikan itu.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Bagikan Artikel: