Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Utusan Amerika Buka-bukaan Soal yang Sebenarnya Taliban Cari di Afghanistan

Utusan Amerika Buka-bukaan Soal yang Sebenarnya Taliban Cari di Afghanistan Kredit Foto: AP Photo/Alexander Zemlanichenko
Warta Ekonomi, Washington -

Taliban dan pemerintah Kabul berjauhan dalam pembicaraan yang didukung Amerika Serikat (AS) untuk membawa perdamaian ke Afghanistan. Sementara di sisi lain, para gerilyawan menuntut "bagian terbesar dari kekuasaan" di pemerintahan baru mana pun, kata utusan khusus AS, Selasa (3/8/2021).

Penilaian suram diplomat AS kelahiran Afghanistan Zalmay Khalilzad tentang proses perdamaian bertepatan dengan kemajuan Taliban di ibu kota provinsi yang telah mencabut puluhan ribu warga sipil ketika penarikan pasukan AS hampir selesai setelah 20 tahun perang.

Baca Juga: Ledakan Dahsyat Diikuti Tembakan Barbar Guncang Kabul, Amerika Cirikan Khas Taliban

"Pada titik ini, mereka (Taliban) menuntut agar mereka mengambil bagian terbesar dari kekuasaan di pemerintahan berikutnya mengingat situasi militer seperti yang mereka lihat," kata Khalilzad kepada Forum Keamanan Aspen dalam sebuah konferensi daring, dikutip laman Reuters, Rabu (4/8/2021).

Negosiasi yang menemui jalan buntu di Doha menjadi topik pembicaraan telepon pada Selasa antara Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani, dengan mereka menyetujui perlunya mempercepat pembicaraan, kata Departemen Luar Negeri AS.

Blinken dan Ghani juga "mengutuk serangan Taliban yang sedang berlangsung dan pemindahan penduduk sipil," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price dalam sebuah pernyataan.

Kemajuan cepat Taliban telah memicu kekhawatiran bahwa gerilyawan bertujuan untuk membangun kembali dengan paksa merek kekuasaan Islam mereka yang keras yang diakhiri oleh invasi pimpinan AS tahun 2001, termasuk penindasan terhadap perempuan dan media independen.

Para pemberontak mengatakan mereka menginginkan kesepakatan damai.

Price mengatakan kepada wartawan bahwa pemberontak akan menjadi "pariah internasional" jika mereka mengingkari komitmen mereka terhadap negosiasi "dan kekhawatiran kita semua, salah satu dari banyak kekhawatiran, adalah bahwa hasilnya adalah perang saudara." 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: