Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh Santoso, berharap agar proyek-proyek infrastruktur seperti proyek strategis, jangan sampai berhenti di masa pandemi COVID-19.
"Nasabah-nasabah yang tidak bisa mengangsur karena pandemi tidak dikategorikan macet. Karena kalau macet, urusannya panjang. Berarti harus menunggu lama diratifikasi menjadi tidak macet, legalnya rumit. Sehingga kami tahan," kata Wimboh saat hadir dalam webinar 'Antisipasi Dampak Ekonomi Terhadap 8 juta Tenaga Kerja Industri Jasa Konstruksi dan Jasa Pendukung Pada Masa COVID-19' yang digelar DPP PDI Perjuangan secara virtua. l
Baca Juga: Bantu Permodalan, OJK Ajak UMKM Akses Securities Crowdfunding
Kata Wimboh, harus diakui bahwa pandemi COVID-19 telah menyebabkan penurunan ekonomi yang luar biasa bagi masyarakat kebanyakan. Ia memberi contoh pedagang pakaian mengalami penurunan omzet karena warga tak lagi berbelanja. Begitu juga usaha katering terhenti, hotel tak terisi, dan lain-lain. Dampaknya, perbankan juga terbebani karena pengusaha tak mampu membayar kreditnya.
Sama halnya pula sektor konstruksi. Jika para pengusaha mengerjakan proyek pembangunan atau properti, maka mengalami kesulitan mencari mencari konsumen. Dengan begitu, banyak yang harus menghadapi potensi kredit macet. Oleh OJK, kata Wimboh, pihaknya mencari cara dan meminta perbankan supaya semuanya diajak bicara agar restrukturisasi bisa dilakukan.
Di sisi lain, Wimboh menaruh optimis terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia yang baru-baru ini dirilis.
"Keyakinan konsumen sudah meningkat, indeks penjualan ritel sudah meningkat, inflasi sudah terkendali. Indikator di perbankan sama. Kredit mulai meningkat dan ada sektor konstruksi yang kalau kita lihat kenaikannya cukup fantastik," kata Wimboh.
Wimboh pun mengacu pada pernyataan Presiden Joko Widodo, yang meminta agar pembangunan infrastruktur terus berjalan. Pernyataan itu kemudian dipertegas oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, yang mengatakan bahwa sektor konstruksi harus terus bergerak. Kata Wimboh, OJK sangat mendukung.
Sebab, sektor konstruksi selalu berkaitan dengan sektor lainnya. Ia memberi gambaran, jika seseorang membeli dan membangun rumah, tentu sudah mempekerjakan banyak orang. Saat rumah itu dibeli, pasti penghuninya akan membeli furniture, barang elektronik, dan sebagainya yang tentu berdampak pada perputaran uang.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: