Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Taliban Ambil Kendali Kabul, Wanita Afghanistan Dipaksa Keluar dari Pekerjaan di Bank

Taliban Ambil Kendali Kabul, Wanita Afghanistan Dipaksa Keluar dari Pekerjaan di Bank Kredit Foto: Getty Images/AFP/Wakil Kohsar
Warta Ekonomi, Kabul -

Pada awal Juli, ketika gerilyawan Taliban merebut wilayah dari pasukan pemerintah di Afghanistan, para pejuang dari kelompok itu masuk ke kantor Azizi Bank di kota selatan Kandahar dan memerintahkan sembilan wanita yang bekerja di sana untuk pergi.

Orang-orang bersenjata itu mengawal mereka ke rumah mereka dan menyuruh mereka untuk tidak kembali ke pekerjaan mereka. Sebaliknya, mereka menjelaskan bahwa kerabat laki-laki dapat menggantikan mereka, menurut tiga perempuan yang terlibat dan manajer bank.

Baca Juga: Taliban Menguasai, Ratusan Penduduk Kabul Berbondong-bondong Tarik Uang di ATM Lalu Kabur

"Sungguh aneh tidak diizinkan bekerja, tapi sekarang begini," Noor Khatera, seorang wanita berusia 43 tahun yang pernah bekerja di departemen akun bank mengatakan kepada Reuters, dikutip Senin (16/8/2021).

"Saya belajar bahasa Inggris sendiri dan bahkan belajar cara mengoperasikan komputer, tetapi sekarang saya harus mencari tempat di mana saya bisa bekerja dengan lebih banyak wanita di sekitar," tambahnya.

Insiden itu merupakan tanda awal bahwa beberapa hak yang dimenangkan oleh perempuan Afghanistan selama 20 tahun sejak gerakan militan Islam garis keras digulingkan dapat dibatalkan.

Taliban terus menguasai negara itu sejak pasukan AS mulai menarik diri pada Mei dan gerilyawan memasuki ibu kota pada Minggu (16/8/2021). 

Ketika mereka terakhir memerintah Afghanistan dari tahun 1996 hingga 2001, perempuan tidak bisa bekerja, anak perempuan tidak diizinkan bersekolah dan perempuan harus menutupi wajah mereka dan ditemani oleh kerabat laki-laki jika mereka ingin keluar dari rumah mereka.

Wanita yang melanggar aturan terkadang mengalami penghinaan dan pemukulan di depan umum oleh polisi agama Taliban di bawah interpretasi ketat kelompok tersebut terhadap hukum Islam.

Selama pembicaraan yang sampai sekarang tidak membuahkan hasil mengenai penyelesaian politik dalam beberapa tahun terakhir, para pemimpin Taliban membuat jaminan kepada Barat bahwa perempuan akan menikmati hak yang sama sesuai dengan apa yang diberikan oleh Islam, termasuk kemampuan untuk bekerja dan dididik.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: