Riset Terbaru Dell Technologies: Sebanyak 60% Perusahaan di Indonesia Kekurangan Ahli Data
Dell Technologies memperlihatkan riset terbaru mereka berjudul 'Digital Transformation Index' yang mengukur tingkat kesiapan digital perusahaan-perusahaan di seluruh dunia.
Studi yang disponsori Dell Technologies dan dilaksanakan oleh Forrester Consulting ini menemukan adanya 'Data Paradoks', dimana perusahaan/bisnis menyatakan mereka perlu lebih banyak data, namun kesulitan mengikuti perkembangan dan mengolah data yang mereka miliki.
Baca Juga: Riset Terbaru Dell Technologies: Perusahaan di Indonesia Butuh Pemanfaatan Data
“Ketika perusahaan di bawah tekanan besar untuk melakukan Transformasi Digital untuk mempercepat layanan pada pelanggan, mereka harus mendapatkan lebih banyak data dan harus bisa mengelola data yang mereka miliki dengan lebih baik," kata General Manager, Dell Technologies, Richard Jeremiah.
Dalam riset tersebut menunjukan 69% perusahaan di Indonesia (global: 66%) menyatakan mereka adalah perusahaan yang mengutamakan data (data-driven) tapi hanya 22% (global: 21%) yang telah memanfaatkan data sebagai modal dan memprioritaskan penggunaannya di seluruh lini bisnis.
Selanjutnya dua per tiga perusahaan di Indonesia menyatakan bahwa mereka perlu lebih banyak data, tapi lebih banyak lagi perusahaan yang menyatakan data yang mereka miliki jauh lebih banyak dari yang bisa mereka kelola.
Richard menambahkan sebanyak 58% perusahaan di Indonesia telah meningkatkan pengeluaran TI mereka dalam tiga tahun terakhir dan menyatakan akan meningkatkan pengeluaran mereka dalam tiga tahun ke depan. Akan tetapi perusahaan belum berhasil mencapai tujuan transformasi digital mereka.
Tidak hanya itu, Richard menyampaikan 60% perusahaan di Indonesia kekurangan ahli data (data science) internal yang bisa menangkap, menganalisis, dan menindaklanjuti data dengan lebih baik. Serta kurangnya keterampilan teknis sebagai hambatan utama.
"Sebagian besar perusahaan di Indonesia percaya akan manfaat data berkat transisi ke model on-demand, tetapi hanya 12% yang telah melakukan langkah transisi tersebut," sambung Richard.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Nuzulia Nur Rahma
Editor: Alfi Dinilhaq
Tag Terkait: