Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Para Pemimpin G7 Sulit Menggoyahkan Biden untuk Menunda Penarikan Afghanistan, Apa Sebabnya?

Para Pemimpin G7 Sulit Menggoyahkan Biden untuk Menunda Penarikan Afghanistan, Apa Sebabnya? Kredit Foto: AP Photo/Andrew Harnik
Warta Ekonomi, Washington -

Amerika Serikat bentrok dengan beberapa sekutu terdekatnya atas desakan Presiden Joe Biden untuk tetap berpegang pada tanggal penarikan 31 Agustus. Kesulitan di Afghanistan ini akan menutup upaya evakuasi internasional yang panik dari pemerintahan Taliban.

Biden bersikeras setelah pembicaraan virtual dengan para pemimpin negara-negara demokrasi industri Group of 7 (G7) pada Selasa (25/8/2021). Oleh Biden dijelaskan bahwa AS dan sekutu terdekatnya akan "berdiri bahu-membahu" dalam tindakan di masa depan atas Afghanistan dan Taliban, meskipun mengecewakan mereka dalam permohonan mendesak mereka sekarang untuk memberikan waktu bagi lebih banyak angkutan udara.

Baca Juga: Akui Risiko Meningkat Setiap Hari, Biden Mau Aktivitas Evakuasi Dipercepat

Melansir Ashraq Al-Awsat, Kamis (26/8/2021), Presiden AS bersikeras bahwa risiko serangan teror terlalu besar untuk menyetujui seruan dari para pemimpin G7 untuk menahan 5.800 tentara Amerika di bandara Kabul setelah akhir bulan, menahan pengangkutan udara.

Inggris dan sekutu lainnya, yang banyak di antaranya pasukannya mengikuti pasukan Amerika ke Afghanistan hampir 20 tahun lalu untuk menangani komplotan serangan 11 September di Amerika Serikat, telah mendesak Biden untuk menahan pasukan Amerika di bandara Kabul lebih lama.

Tidak ada negara yang dapat mengevakuasi semua warganya dan sekutu Afghanistan yang berisiko pada batas waktu 31 Agustus, kata pejabat sekutu.

“Kami akan terus berjalan sampai saat terakhir yang kami bisa,” kata Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, yang secara terbuka melobi untuk mempertahankan kehadiran bandara setelah 31 Agustus. Johnson mengakui dia tidak dapat mempengaruhi Biden untuk memperpanjang militer AS. kehadirannya dalam pembicaraan Selasa (25/8/2021).

“Tetapi Anda telah mendengar apa yang dikatakan presiden Amerika Serikat, Anda telah mendengar apa yang dikatakan Taliban,” katanya.

Seorang pejabat senior Prancis, yang berbicara secara anonim sesuai dengan kebiasaan kepresidenan Prancis, mengatakan Presiden Emmanuel Macron telah mendorong untuk memperpanjang batas waktu 31 Agustus tetapi akan "beradaptasi" dengan keputusan kedaulatan Amerika.

“Itu ada di tangan Amerika,” katanya.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: