Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pemerintah Akselerasi Pengembangan SDM Digital, Targetkan 50 Juta Penduduk Terliterasi Digital

Pemerintah Akselerasi Pengembangan SDM Digital, Targetkan 50 Juta Penduduk Terliterasi Digital Kredit Foto: Kominfo
Warta Ekonomi, Jakarta -

Semakin intensifnya penggunaan internet oleh masyarakat, membuat pengguna internet aktif di Indonesia setidaknya bertambah menjadi 196, 7 juta. Pemerintah pun ingin memastikan setiap anak bangsa mampu mengoptimalkan kebermanfaatan internet yang salah satunya ditandai dengan potensi digital ekonomi Indonesia yang diproyeksi mencapai sekitar USD 124 miliar pada tahun 2025 mendatang. 

Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G. Plate mengatakan, pemerintah tengah melakukan akselerasi pengembangan SDM digital, sehingga ditargetkan sekitar 12,5 juta penduduk per tahun atau 50 juta penduduk Indonesia yang akan teritelasi secara digital hingga 2024. Jumlahnya diharapkan terus meningkat hingga mencapai 100 juta masyarakat pada pemerintahan selanjutnya. 

Baca Juga: Genesis Digital Assets Jalin Kerja Sama dengan Canaan, Beli 20 Ribu Penambangan Bitcoin

“Selain itu Kementerian Kominfo juga Digital Talent Scholarship (DTS) yang menyediakan 100 ribu beasiswa per tahun guna mengasah mengoptimalkan pemanfaatan teknologi digital seperti big data, mesin learning, cyber security dan pemanfaatan digital lainnya,” ujar Johnny saat webinar Literasi Digital Wilayah Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada Selasa (31/8/2021). 

Dia melanjutkan, beberapa program juga sedang dilakukan oleh pemerintah secara simultan, bersama-sama. Pertama menyelesaikan pembangunan Teknologi Informasi Komputer (TIK), kedua melaksanakan pemerintahan digital meliputi e-government dan e-governance. Ketiga, menciptakan masyarakat yang memanfaatkan dan menguasai digital ekonomi nasional dan membangun masyarakat digital. 

“Infrastruktur jadi langkah utama dalam meningkatkan internet link ratio baik antar wilayah provinsi dan kabupaten kota bahkan keseluhan desa, 83 ribu lebih desa harus mampu menghubungkan yang belum terhubung secara digital,” tutur Johnny.

Pemerataan pembangunan infrastruktur digital atau TiK harus juga diimbangi tersedianya pembangunan masyarakat dalam mengembangunan potensi internet, harus secara merata dan di saat yang bersamaan menyiapkan SDM yang memadai. 

Pembangunan SDM yg memadai ditujuan agar masyarakat siap dalam memanfaatkan hadirnya internet sekaligus menangkis dampak negatif dengan hadirnya internet. 

“Sebanyak 85 juta pekerjaan akan hilang, namun muncul 97 juta jenis pekerjaan baru sebagai akibat pembagian kerja dari manusia, mesin dan algoritma,” ujarnya lagi. 

Saat ini 10 jenis pekerjaan dengan semakin tinggi di Indonesia adalah ilmuwan dan analis data, ahli kecerdasan buatan, mesin learning, specialis transformasi digital, dan masih banyak lainnya. Digital skills diharapkan bisa mendorong pertumbuhan ekonomi digital.

Di kesempatan yang sama, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno mengungkapkan apresiasinya di tengah kondisi pandemi Covid-19 yang telah membawa dampak sangat besar, di mana masyarakat juga sekaligus mengalami tantangan ekonomi. Menurutnya jika sebanyak 85 juta jenis pekerjaan hilang karena adanya kemajuan teknologi digital, maka akan ada lebih dari 97 juta jenis pekerjaan baru yang juga lahir karena perkembangan digitalisasi.

“Ini adalah sebuah peluang kalian harus jadi pemenang bukan jadi penonton kita ambil kesempatan ini kita mulai,” kata Sandiaga Uno.

Dia pun mengingatkan bahwa literasi digital terkait kecakapan dalam memakai internet dan keterampilan soft skills, harus disertai juga dengan kesopanan digital, apalagi sebagai bangsa yang berbudi luhur masyarakat harus menghadirkan budaya tersebut di ekosistem internet di Indonesia. Di sisi digital savety, kedaulatan digital masyarakat Indonesia pun harus dikuasai. 

“Saya ajak masyarakat untuk kolaborasi untuk menghadapi revolusi 4.0,” kata Sandi.

Senanda dengan Sandiaga Uno, Dosen Departemen Ilmu Komunikasi Fisipol UGM, Novi Kurnia mengungkapkan terkait dengan digital savety atau keamanan digital, pemahaman mengenai perlindungan data pribadi perlu menjadi perhatian. Sebab dengan tingginya angka pengguna internet di Indonesia yang peningkatannya lebih cepat dibanding pertumbuhan penduduk sangat rawan kejahatan. 

Di tahun 2019 saja, terdapat 1.504 kasus penipuan digital. Sementara Januari hingga November 2020 terdapat 4.250 laporan kejahatan siber menurut data Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskim Polri. Pada Mei 2021, ada dugaan 279 juta data WNI yang bocor dari BPJS kesehatan dan terbaru ada kebocoran data pribadi pada 31 Agustus 2021 dari aplikasi eHAC yang lama.

“Mengapa data pribadi harus dilindungi? Data pribadi ini harta kita yang paling berharga, kalau kata orang sekarang data is the new oil, bisa dimanfaatkan dan diperjualbelikan,” tutur Novi.

Webinar Literasi Digital untuk wilayah Kabupaten Bogor, Jawa Barat I merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siberkreasi. Di webinar kali ini hadir pula nara sumber lainnya yaitu M. Farhan Anggota DPR RI, dan Ninik Rahayu Tenaga Profesional Lemhamnas RI 2021. 

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: