Dengan Stok Vaksin yang Cukup dan Pengalaman, Pemerintah Yakin Vaksinasi Bisa Terus Dipercepat
Pada hari ini, Indonesia kedatangan vaksin tahap ke-47 berupa produksi Pfizer sejumlah 1.195.740 dosis. Dengan kedatangan ini, Indonesia telah kedatangan sekitar 220 juta dosis vaksin dari berbagai merek, baik dalam bentuk bulk maupun vaksin jadi.
"Saya ucapkan terima kasih atas dukungan dan kerja sama semua pihak yang membuat kedatangan vaksin ini dapat terlaksana dengan baik," ujar Wakil Menteri Kesehatan dr. Dante Saksono Harbuwono, Kamis (2/9).
Baca Juga: Indonesia Tambah Hampir 1,2 Juta Dosis Vaksin Pfizer
Dia mengatakan, untuk vaksin produksi Pfizer, rencananya Indonesia akan mendapatkan 54,6 juta dari yang sudah diterima sekitar 1,5 juta dan hari ini merupakan kedatangan kedua hampir 1,2 juta dosis. Dia juga menambahkan, sejak awal vaksinasi pada 13 Januari 2021 butuh waktu 26 pekan untuk mencapai 50 juta suntikan. Kemudian di akhir Agustus 2021 lalu, Indonesia berhasil mencapai 50 juta kedua hanya dalam waktu enam pekan.
"Jadi percepatan vaksinasi sudah sedemikian rupa sehingga kita makin lama makin punya pengalaman untuk melaksanakan vaksinasi lebih cepat," ujar Wamenkes.
Dia juga menambahkan, selama Agustus lalu, stok vaksin bertambah sekitar 43 juta dosis dan distribusi vaksin sebanyak 15,2 juta di pekan ke-4 Agustus dan 20,3 juta di pekan ke-5 Agustus dan awal September. Laju suntikan juga telah ditingkatkan menjadi 10 juta per 10 hari sejak Agustus. Untuk itu, dr. Dante optimistis target 2,3 juta dosis per hari pada September bisa tercapai.
"Diperlukan dukungan seluruh elemen masyarakat, pemerintah, Dinas Kesehatan daerah, TNI, Polri, Organisasi Masyarakat, dan swasta untuk terus dapat mempercepat laju vaksinasi," ujar dr. Dante.
Dia juga menyinggung tren penurunan kasus konfirmasi Covid-19 di berbagai provinsi terus berlanjut sebesar 25% dibandingkan pekan sebelumnya. Diikuti dengan kesembuhan yang terus meningkat, Kementerian Kesehatan juga mencatat penurunan angka kematian mencapai 37% dibanding pekan sebelumnya. Begitu juga dengan positivity rate nasional yang menurun hingga 10,36%.
"Mudah-mudahan tren positivity rate makin lama makin turun, sejalan dengan berbagai protokol kesehatan yang kita kampanyekan dan berbagai vaksinasi yang sudah kita berikan kepada masyarakat," ujarnya.
Dia mengingatkan, dengan semua perkembangan ini jangan membuat lengah. Menurut dr. Dante, sejumlah negara yang vaksinasi di atas 50% dari jumlah penduduk seperti Amerika Serikat, Inggris, Israel, dan Jepang kembali mengalami lonjakan kasus. Dia menyebut, hal tersebut karena protokol kesehatan yang tidak dijaga. Jadi walaupun Indonesia mengalami akselerasi yang cepat dalam vaksinasi, protokol kesehatan harus dijalankan supaya tidak terjadi lonjakan selanjutnya.
"Kita tetap harus waspada, tetap menahan diri untuk melakukan mobilitas, disiplin menjaga protokol kesehatan, dan segera divaksinasi. Karena vaksinasi dan protokol kesehatan terbukti mampu menurunkan laju penyebaran virus," kata dr. Dante.
Dia juga mengimbau, pemerintah daerah dan Dinas Kesehatan di daerah untuk terus mendorong percepatan vaksinasi bagi kelompok masyarakat rentan terutama lansia dan yang memiliki penyakit penyerta. Hal ini sangat penting karena lebih 50% kematian di rumah sakit merupakan dengan penyakit penyerta. Saat ini vaksinasi untuk lansia juga masih rendah padahal rentan terpapar.
"Untuk itu, agar kelompok ini jadi prioritas (vaksinasi)," ujarnya.
Sebelumnya, Juru Bicara Kementerian Kesehatan, dr. Siti Nadia Tarmizi mengatakan, tren positivity rate nasional terus turun hingga sekarang di 10,36%. Provinsi dengan positivity rate kurang dari 15% terpantau di DKI Jakarta, Sulawesi Tenggara, Papua, Maluku Utara, Banten, Maluku, NTB, Kepulauan Riau, NTT, Kalimantan Timur, dan Sumatera Selatan.
dr. Nadia menambahkan, kegiatan tes juga mulai menunjukkan kenaikan hingga mencapai rata-rata 112 ribu orang lebih dites dibandingkan pekan sebelumnya yang mencapai rata-rata 101 ribu orang. Sementara angka keterisian tempat tidur atau Bed Occupancy Rate (BOR) secara nasional juga terus turun sehingga beban rumah sakit lebih ringan. Saat ini BOR nasional ada di kisaran 24%.
"Jika dilihat BOR per provinsi, semua provinsi berada di bawah 60%," ujar dr. Nadia saat memaparkan hasil Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: