Dengan Stok Vaksin yang Cukup dan Pengalaman, Pemerintah Yakin Vaksinasi Bisa Terus Dipercepat
Menurut dr. Nadia, Kemenkes terus mengikuti perkembangan dari laboratorium yang melakukan pemeriksaan Whole Genome Sequencing (WGS). Sejak tahun 2020 hingga 29 Agustus 2021, dari total 5.788 Sekuens SARS-COV-2, 2.321 merupakan Sekuens Variant Of Concern. Dari 2.321 Sekuens Variant of Concern tersebut, 2.240-nya merupakan Varian Delta (b.1617.2+ayx). Varian delta ini merupakan varian yang dominan bersirkulasi di dunia dalam 60 hari terakhir.
"Sebaran virus Covid-19 varian baru terus kita pantau dengan memperbanyak spesimen-spesimen untuk bisa dilakukan sequencing," katanya.
Baca Juga: Kemenkes Klaim Suntikan Vaksin Covid-19 di Indonesia Telah Capai 100 Juta Dosis Per Agustus 2021
Masih menurut dr. Nadia, per 31 Agustus, hampir 6.000 hasil sekuensing telah diserahkan ke dalam database global. Saat ini varian Delta menjadi mayoritas hasil sekuensing di Indonesia dengan total jumlah mencapai 2.240 sejak ditemukannya varian Delta di awal tahun 2021.
dr. Nadia menekankan bahwa varian ini memiliki tingkat penularan yang sangat tinggi. Bahkan, studi terakhir menyebutkan, penularannya 5x lipat dari varian Alpha dengan masa inkubasi yang lebih pendek.
"Kita selalu memantau varian-varian lain yang mungkin bersirkulasi di Indonesia termasuk kemungkinan adanya varian lokal yang muncul di Indonesia," ujarnya.
Oleh karena itu, dr. Nadia berharap pemerintah daerah dapat memantau wilayah masing-masing jika muncul klaster-klaster besar, atau jika ditemukan kasus Covid-19 pada individu yang telah mendapatkan vaksinasi dan segera dikonsultasikan untuk pengambilan sampel sequencing.
Dia melanjutkan, pihaknya juga memantau aspek-aspek lain yang berpotensi untuk berdampak pada situasi Covid-19 di tingkat nasional maupun daerah. Salah satunya adalah tren pergerakan masyarakat. Salah satu gambaran situasi pergerakan masyarakat di Jawa Tengah, dapat dilihat bahwa level pergerakan di sektor retail sudah mendekati level seperti sebelum terjadinya pandemi.
dr. Nadia mengingatkan, ada beberapa hal penting yang ingin digarisbawahi, yaitu dengan adanya pelonggaran aktivitas masyarakat di berbagai sektor, perlu diantisipasi potensi peningkatan risiko penularan. Sebagaimana sebelumnya, peningkatan pergerakan selalu diikuti peningkatan kasus 2-3 pekan setelahnya.
"Selalu patuhi protokol kesehatan, ingat penurunan level bukan berarti boleh mengendurkan protokol kesehatan. Selain itu, mohon dukungannya untuk kegiatan-kegiatan memutus penularan seperti mengikuti dan bekerja sama untuk pelacakan kontak, karantina, testing, dan isolasi," katanya.
Dalam kesempatan itu, dia juga menyebut, vaksinasi berdasarkan jumlah warga negara yang telah mendapatkan vaksinasi, Indonesia menduduki peringkat ke-6 di dunia. Di atas Meksiko dan di bawah Jepang. Serta peringkat ke-7 berdasarkan total dosis suntikan di atas Turki dan di bawah Jerman. Hingga 31 Agustus 2021 pukul 21.00, Indonesia juga telah menyuntikan lebih dari 100 juta dosis vaksin Covid-19. Kombinasi dosis 1 dan dosis 2 serta dosis booster ketiga bagi tenaga kesehatan.
dr. Nadia juga menambahkan, laju suntikan meningkat 10 juta per 10 hari sejak bulan Agustus 2021. Menurutnya, laju vaksinasi pada bulan September ini dapat ditingkatkan sejalan dengan bertambahnya jumlah vaksin yang didistribusikan. Dalam bulan Agustus sudah bertambah sebanyak 43 juta dosis vaksin yang diterima dan rata-rata telah mendistribusikan 8-15 juta dosis vaksin Covid-19 ke daerah.
Dia melanjutkan, Indonesia mencapai 50 juta dosis pertama sejak awal Januari hingga akhir Juni, dan mampu mencapai 50 juta yang kedua hanya dalam waktu 2 bulan (Juli-Agustus). "Kami akan terus mengingatkan kepada kita semua untuk terus meningkatkan cakupan vaksinasi. Pastikan kelompok-kelompok rentan dapat memperoleh vaksin," ujar dr. Nadia.
Terakhir, dr. Nadia kembali mengingatkan, upaya 5M yang meliputi memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, membatasi pergerakan, dengan upaya vaksinasi dan pelaksanaan 3T (testing, tracing dan treatment) harus berjalan bersama. Prioritaskan vaksinasi pada orang-orang yang berpotensi parah jika terkena infeksi Covid-19 seperti para lansia dan orang-orang dengan penyakit penyerta, sekali lagi upaya 5M, 3T, dan vaksinasi harus berjalan bersama.
"Dengan kerja sama antar semua pihak termasuk di dalamnya masyarakat, kita berharap dan terus berupaya untuk dapat mengendalikan pandemi Covid-19 ini di Indonesia," katanya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: