Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Implementasi Transaksi Tol Nir Sentuh akan Dimulai September 2022, Ini Teknologi yang Digunakan

Implementasi Transaksi Tol Nir Sentuh akan Dimulai September 2022, Ini Teknologi yang Digunakan Kredit Foto: Antara/Mohammad Ayudha
Warta Ekonomi, Jakarta -

Wacana pemerintah untuk mengganti sistem pembayaran jalan Tol ke sistem pembayaran Tol tanpa tap in atau yang lebih populer disebut  MLFF (Multi Lane Free Flow), masih terus diperbincangkan di berbagai forum dan kalangan, masyarakat maupun media.  

Insitut Studi Transportasi (INSTRAN) bekerjasama dengan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) dalam rangka menyambut Hari Pelanggan Nasional tanggal 4 September 2021 kemarin, melaksanakan Diskusi Publik bertema Reformasi Sistem Transaksi Tol sebagai Upaya Meningkatkan Pelayanan Kepada Pelanggan, Rabu (8/9/2021).  Hadir sebagai pembicara dalam  diskusi publik tersebut diantaranya, Kepala Badan Pengusaha Jalan Tol (BPJT) Danang Parikesit,  mantan Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia (DKSP BI) Apep MK Noormansyah, Sekjen Asosiasi Jalan Tol Indonesia (ATI)

Krist Ade Sudiyono, ITS (Intelligent Transport System) Indonesia Resdiansyah, perwakilan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI)  Sudaryatmo, dan Project Manager Supply Chain and Business Relation , PT Roatex Indonesia Toll System (RITS) Emil Iskandar.

Danang Parikesit mengatakan target implementasi secara bertahap dimulai September 2022, dan implementasi penuh pada 2023. Menurutnya  MLFF ini memiliki banyak manfaat diantaranya dapat menghilangkan kemacetan di gerbang tol dikarenakan tidak adanya antrian kendaraan saat melakukan transaksi pembayaran, mengurangi polusi dan emisi karbon, mendukung digitalisasi pembayaran dengan membuka seluruh opsi pembayaran yang dapat dipantau secara realtime, hingga efisiensi biaya operasional tol dengan jaminan penerimaan 100 persen pendapatan tol.  “Sistem tersebut dapat menghemat waktu 30 detik hingga 5 menit yang biasanya digunakan untuk bertransaksi di gerbang tol dan mengurangi emisi hingga 35 persen,” ujarnya.

Lanjutnya, untuk MLFF ini BPJT bekerjasama dengan PT Roatex Indonesia Toll System (RITS).  RITS akan segera meluncurkan aplikasi yang menggunakan teknologi MLFF berbasis Global Navigation Satellite System (GNSS) untuk pengendara terkait implementasi transaksi tol non tunai nirsentuh.  

Emil Iskandar menjelaskan, proses transaksi (untuk masuk jalan tol) dilakukan melalui aplikasi khusus.  Dengan memanfaatkan konektivitas telepon pintar (smartphone) dan satelit. “Maka nantinya palang dan gerbang tol tidak lagi diperlukan. Pengguna dapat masuk keluar jalan tol tanpa hambatan dan tarif tol nantinya akan terpotong otomatis dari saldo pengguna melalui aplikasi yang berfungsi sebagai On Board Unit (OBU) elektronik atau e-OBU saat melewati sensor pada akses masuk tol.  Selanjutnya, penerapan MLFF akan menggunakan teknologi Global Navigation Satellite System (GNSS) untuk mengenali dan menentukan posisi kendaraan yang masuk ke jalan tol.”

Selaku pelaksana, PT Roatex Indonesia Toll System (RITS) sendiri menyatakan sudah mendesain koordinat-koordinat tol, ketika pengguna melintas akan terjadi map matching (mendeteksi pengguna tol).  “Kami juga akan fokus dengan kontrak yang telah kami terima, yakni pemenuhan KPI (Key Performance Indicator) dan kepuasaan pengguna jalan tol nantinya,” jelas Emil.

Sistem transaksi nontunai berbasis MLFF menjadi salah satu inovasi baru melalui sistem pembayaran nirsentuh diyakini dapat menciptakan suatu efisiensi, efektifitas, aman, dan nyaman dalam penerapan sistem pembayaran Jalan Tol di Indonesia.

Resdiansyah mengatakan bahwa di luar negeri saat ini sudah banyak juga yang menggunakan sistem nirsentuh dan nirhenti meski dengan jenis teknologi yang berbeda, jadi Indonesia tidak perlu takut menerapkan kemajuan teknologi ini.  Salah satu kendala yang bisa diantisipasi adalah kemungkinan adanya pelanggaran sistem, yang bisa jadi tingkat pelanggarannya akan  lebih tinggi di Indonesia. “Salah satu solusi yang kami usulkan, misalnya adalah, dibuatkan Pos Penegakan yang juga diawasi oleh operator, sehingga bisa saling cross check mengenai jumlah pengguna jalan tol dan transaksi yang terjadi.”

Sementara  Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menyatakan  bahwa pengaduan konsumen terkait  jalan tol yang masuk ke YLKI sangat kecil. “Biasanya yang masuk adalah karena tingkat dampaknya sangat dahsyat.  Banyak konsumen berharap dengan menggunakan jalan Tol, mereka akan mendapatkan rasa keadilan, aman, nyaman, menekan biaya operasi (perjalanan) lebih murah dah biaya operasi lebih murah.  YLKI berharap nantinya, pengguna jalan Tol dapat menikmati layanan tol sesuai dengan kewajiban mereka membayar tol dengan sistem tanpa sentuh,” kata Sudaryatmo.

Dalam kesempatan yang sama, Apep MK Noormansyah, mantan Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia (DKSP BI) menyambut baik adanya sistem transaksi nontunai berbasis MLFF ini. Menurutnya, “Hal ini merupakan suatu perubahan mindset ke arah yang positif.  Pada dasarnya BI harus menerapkan prinsip-prinsip transparansi dan governance, karena ini ranah publik jadi tidak ada  eksklusivitas.   Dengan sistem ini, masyarakat jadi lebih mudah dan efektif dalam metode pembayaran. Misalnyapun tidak memiliki rekening bank, tetap banyak opsi payment gateway lain yang bisa digunakan,”

Hal yang sama juga dikatakan oleh  Krist Ade Sudiyono, bahwa ia setuju dengan adanya sistem transaksi nontunai berbasis MLFF ini, Ia mengatakan, “Pada prinsipnya, dari asosiasi, mendukung proses digitalisasi dan penggunaan teknologi ini.  Hanya  proses implementasinya jangan disimplifikasi, karena investasi jalan tol merupakan investasi besar dan saat ini telah mencapai sekitar 730 triliun.  Yang harus diutamakan adalah konteks reliability security dan sejumlah aspek teknis terkait.  Selain itu, prosedur pelaksanaan dilapangan dan regulasipun harus dimatangkan dengan melibatkan seluruh stakeholder.  Kesimpulannya, komunikasi antar pengelola sistem dan publik berupa edukasi dan sosialisasi adalah hal sangat penting yang harus dilakukan,” ujar Krist 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Sufri Yuliardi
Editor: Sufri Yuliardi

Bagikan Artikel: