Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengingatkan pemerintah untuk mewaspadai lonjakan kasus Covid-19 di Singapura. Pasalnya, negeri Singa itu adalah negara tetangga dengan kemampuan testing, tracing, treatment dan vaksinasi jauh di atas Indonesia.
"Kalau kita tidak waspada, dikhawatirkan muncul gelombang ketiga Covid-19 menerpa negara kita," kata Wakil Ketua Fraksi PKS DPR Mulyanto dalam keterangannya, Jumat (24/9/2021).
Baca Juga: Politikus PKS Rongrong Presiden Jokowi Kasih Peringatan ke Luhut, Ini Kriminalisasi!
Mulyanto menambahkan ‘Our World In Data’ edisi 22 September telah melaporkan bahwa 100 persen Covid-19 di Singapura dan Indonesia adalah varian Delta. "Jumlah kasus positif harian di Singapura sebesar 800-an kasus baru. Indonesia masih di angka 3.200 an kasus baru per hari," sebutnya.
Namun, tambah Mulyanto, bila dibandingkan secara populasi, maka kasus positif harian per satu juta penduduk Singapura sebesar 148. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan Indonesia yang hanya sebesar 12 orang per satu juta penduduk.
"Kalau ditelusuri, parameter yang lemah di Singapura adalah laju reproduksi yang sebesar 1.81. Sementara Indonesia hanya sepertiganya yakni sebesar 0.6," jelasnya.
Laju reproduksi ini, kata Mulyanto, merepresentasikan jumlah rata-rata kasus terinfeksi baru yang disebabkan oleh satu kasus infeksi individual.
"Bila laju reproduksi lebih besar dari 1, maka infeksi dapat menyebar dalam populasi. Namun bila angka laju reproduksi ini lebih kecil dari 1, maka jumlah kasus yang terjadi dalam populasi yang bersangkutan secara gradual akan menurun menuju nol," ujarnya.
Dengan angka laju reproduksi mendekati dua, lanjut Mulyanto, maka diperkirakan penyebaran dan peningkatan kasus baru di Singapura masih akan terjadi. Selain itu, imbuhnya, penyebab lonjakan kasus baru di Singapura diperkirakan adalah karena longgarnya pembatasan sosial, pembukaan penutupan sekolah, kantor, wisata, dll.
Indeks komposit pembatasan sosial ini di Indonesia nilainya adalah sebesar 69 persen. Sementara singapura sangat longgar, hanya sebesar 53 persen.
"Menilik kasus Singapura ini semestinya Pemerintah tidak mengendorkan program pembatasan mobilitas masyarakat. Apalagi tingkat vaksinasi kita baru mencapai 28 persen," ingatnya.
Mulyanto mengingatkan pmerintah jangan terbuai dengan capaian sementara penurunan kasus baru. "Pemerintah perlu terus meningkatkan sebaran vaksinasi dan penelusuran sebaran kasus baru," tutup Mulyanto.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: