Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mantap! Penelitian Mengungkapkan Efektivitas Vaksin J&J Meningkat Seiring Waktu

Mantap! Penelitian Mengungkapkan Efektivitas Vaksin J&J Meningkat Seiring Waktu Kredit Foto: Getty Images/SOPA Images/Pavlo Gonchar
Warta Ekonomi -

Penelitian menyebutkan bahwa banyak faktor berbeda, termasuk usia dan kondisi medis yang membuat seseorang lebih mungkin tertular virus Covid-19 bahkan setelah mendapatkan vaksinasi. Namun, faktor-faktor diluar, seperti varian Delta yang saat ini mendominasi juga dinilai memiliki peran setidaknya untuk sebagian besar vaksin.

Sekelompok penasihat dari Komite Penasihat Tentang Praktik Imunisasi (ACIP) Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat melakukan pertemuan pada 22 September 2021 yang membahas perlunya suntikan booster, menunjukkan efektivitas vaksin (VE) di Amerika Serikat dari waktu ke waktu dan melalui munculnya varian Delta.

Baca Juga: Seiring Waktu Kekebalan Vaksin Covid-19 Berkurang, Apa Maksudnya?

Para penasihat menggunakan serangkaian data yang menganalisis keefektivan ini terhadap infeksi simtomatik varian Delta selama periode 18 Juli-31 Agustus melalui pengujian Covid berbasis komunitas secara nasional terhadap lebih dari 519 ribu peserta dengan usia antara 20-64 tahun.

Seorang epidemiolog dan co-pemimpin Tim Efektivitas Vaksin CDC, Ruth Link-Gelles mengatakan, para ilmuwan telah melihat penurunan VE terhadap infeksi dari waktu ke waktu, kecuali untuk satu vaksin, seperti yang dilaporkan oleh CNN. Menurut Link-Gelles dilansir dari laman Best Life, Jumat (24/9), efektivitas vaksin Johson & Johnson (J&J) justru meningkat seiring waktu, bahkan di tengah dominasi varian Delta.

Menurut data CDC, VE J&J terhadap infeksi simtomatik meningkat seiring waktu di semua kelompok usia hingga 64 tahun, serta sebelum dan selama penyebaran varian baru virus corona. Melalui peningkatan varian Delta, vaksin J&J meningkatkan perlindungan terhadap gejala Covid-19 dari 49 persen dua minggu setelah suntikan, menjadi 56 persen setelah 150 hari penyuntikkan atau hampir lima bulan setelahnya.

“Tidak ada efek Delta yang jelas pada VE untuk vaksin ini,” catat para peneliti.

Baca Juga: Sedih! Dokter Ini Sampaikan Curahan Hati Selama Bertugas Menangani Pasien di Masa Pandemi

Namun, vaksin Moderna dan Pfizer tidak menunjukkan hal yang sama, seperti J&J. Menurut data, efektivitas Moderna dalam menghadapi varian Delta menurun dari 95 persen pada dua minggu setelah dosis kedua disuntikkan menjadi 70 persen setelah sekitar 250 hari atau tujuh hingga delapan bulan. Sedangkan efektivitas Pfizer turun dari 92 persen menjadi 65 persen dalam waktu bersamaan.

Data CDC juga mengungkapkan penelitian yang baru-baru ini dirilis oleh J&J . Para peneliti untuk satu penelitian yang sebelumnya dicetak medRxiv pada 21 September lalu menganalisis lebih dari 390 ribu individu yang telah divaksinasi dengan lebih dari 1,52 juta orang yang tidak divaksinasi.

Berdasarkan hpenelitian ini, satu suntikan vaksin J&J menunjukkan efektivitas vaksin yang stabil sebesar 79 persen terhadap penularan Covid-19.

Baca Juga: Apa Benar Gula Menjadi Penyebab Utama Diabetes? Ternyata…

“Tidak ada bukti penurunan efektivitas selama durasi penelitian, termasuk ketika varian Delta menjadi dominan di Amerika Serikat,” kata produsen vaksin dalam sebuah pernyataan.

Data lain yang dirilis oleh J&J pada bulan Juli juga menunjukkan bahwa bahwa vaksin tersebut menghasilkan respons kekebalan yang tahan lama dan bertahan setidaknya selama delapan bulan. “Data terkini, selama delapan bulan dipelajari, sejauh ini menunjukkan bahwa vaksin tunggal J&J menghasilkan respons antibodi penetralisir yang kuat dan tidak berkurang,” ungkap Kepala Penelitian dan Pengembangan Global untuk J&J.

“Sebaliknya, kami mengamati peningkatan dari waktu ke waktu, khususnya respons imun seluler yang kuat dan tahan lama,” sambungnya.

Baca Juga: Frekuensi Buang Air Kecil Mengindikasikan Kesehatan Jika...

Adapun puluhan ribu orang di seluruh Amerika Serikat telah terinfeksi varian Covid-19 selama beberapa bulan terakhir. Mulai dari selebritas, seperti komedian Chris Rock dan aktris Hillary Duff hingga senator dan dan pemain bisbol profesional.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Bayu Muhardianto

Bagikan Artikel: