Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Amerika Bilang Taliban Bisa Dapatkan Senjata Nuklir dari Pakistan, Mungkin Ini Alasannya

Amerika Bilang Taliban Bisa Dapatkan Senjata Nuklir dari Pakistan, Mungkin Ini Alasannya Kredit Foto: AP Photo/Rahmat Gul
Warta Ekonomi, Washington -

Penarikan militer Presiden AS Joe Biden yang dikritik secara luas dari Afghanistan dapat menyebabkan Taliban, penguasa Islamis baru negara itu, memperoleh senjata nuklir dari Pakistan, mantan penasihat keamanan nasional AS John Bolton mengatakan Minggu di stasiun radio WABC 770.

Bolton, melansir Jerusalem Post, Selasa (28/9/2021), yang menjabat sebagai penasihat keamanan nasional di bawah Presiden Donald Trump, mengatakan ada kemungkinan senjata nuklir ini dapat diperoleh dari Pakistan jika gerilyawan Islam menguasainya.

Baca Juga: Jangan Lengah, Taliban Mungkin Lagi Berburu Harta Karun Paling Terkenal di Afghanistan

Dia mengkritik penarikan Biden dari negara itu, yang memungkinkan Taliban untuk mengambil alih dengan cepat, membawanya sekali lagi di bawah kekuasaan Islam.

Sejak menjabat sebagai penasihat keamanan nasional Trump, Bolton telah menjadi kritikus vokal terhadap kebijakan luar negeri Amerika, selain mengkritik mantan bosnya. Dia juga vokal dalam pandangannya tentang kebijakan AS mengenai Timur Tengah, khususnya Iran, dan telah menyatakan dukungannya terhadap hak Israel untuk bertindak demi kepentingan keamanannya sendiri.

Secara khusus, dia telah menyuarakan dukungan kuat untuk serangan pendahuluan terhadap rezim yang bermusuhan, khususnya Iran dan Korea Utara.

Bolton juga memiliki banyak pujian untuk Biden, khususnya mengenai kesepakatan kapal selam nuklir dengan Australia.

Kesepakatan itu, jelasnya, adalah contoh tanggapan AS yang lebih luas terhadap China. Ini tidak berarti bahwa Washington memberikan rudal nuklir kepada Australia, hanya kapal selam nuklir.

“Inilah yang kami sebut kapal selam pemburu-pembunuh,” Bolton menjelaskan kepada WABC 770, mengatakan bahwa itu memungkinkan AS melalui Australia untuk mengawasi China saat membangun kekuatan angkatan laut yang signifikan yang secara teori dapat membiarkannya mengejar Taiwan atau memasuki Samudera Hindia.

"Ini adalah langkah maju yang besar bagi kami di Samudra Hindia dan Samudra Pasifik," katanya: "Ini adalah sinyal nyata bagi China bahwa kami bertekad untuk tidak membiarkan mereka menjadi liar."

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: