Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Waspada! Ternyata Polusi Udara Memiliki Kaitan dengan Kelahiran Prematur Bayi, Hal Ini karena...

Waspada! Ternyata Polusi Udara Memiliki Kaitan dengan Kelahiran Prematur Bayi, Hal Ini karena... Kredit Foto: Unsplash/Luma Pimentel
Warta Ekonomi, San Francisco -

Polusi udara ternyata berdampak pada kelahiran bayi prematur. Studi global baru menyebutkan polusi udara berkontribusi pada hampir enam juta kelahiran prematur dan hampir tiga juta bayi dengan berat badan rendah di seluruh dunia pada tahun 2019.

Semakin banyak bukti menunjukkan bahwa paparan PM2.5, partikel kecil polutan di udara seperti jelaga dan abu, selama kehamilan memiliki kaitan erat dengan peningkatan risiko bayi mereka lahir terlalu kecil atau terlalu dini. 

Baca Juga: Penting! Diperkirakan Lebih Berat, Begini Cara Mengatasi Flu Musiman

Diketahui, bahwa komplikasi kelahiran prematur adalah penyebab utama kematian di antara anak-anak di bawah usia 5 tahun di seluruh dunia. Kelahiran prematur juga secara signifikan meningkatkan risiko banyak penyakit. 

Risikonya sangat tinggi di lingkungan berpenghasilan rendah. Dari hasil penelitian, sekitar setengah dari bayi yang lahir pada atau sebelum 32 minggu (2 bulan lebih awal) meninggal.

Seperti dilaporkan dalam jurnal PLOS Medicine, dilansir di IFL Science, Rabu (29/9), para ilmuwan di UC San Francisco dan University of Washington mencari gambaran global tentang bagaimana polusi udara memengaruhi kelahiran dan kematian anak pada tahun 2019. 

Baca Juga: Penderita Diabetes Mengalami Kaki Bengkak? Ini Tips yang Bisa Dilakukan untuk Mengatasinya

Dengan menggunakan sejumlah besar data yang ada, mereka melakukan meta-analisis dari beberapa indikator utama kehamilan di seluruh dunia, termasuk usia kehamilan saat lahir, penurunan berat badan lahir, berat badan lahir rendah, dan kelahiran prematur.

Banyak dampak terlihat di negara berkembang. Temuan menunjukkan kejadian global kelahiran prematur dan berat badan lahir rendah dapat dikurangi hampir 78 persen jika polusi udara diminimalkan di Asia Tenggara dan Afrika sub-Sahara. 

Namun, bagian dunia yang sudah maju juga merasakan sengatannya. Para peneliti memperkirakan ada hampir 12 ribu kelahiran prematur pada 2019 di AS yang dapat dikaitkan dengan polusi udara di luar ruangan.

Baca Juga: Studi Kembali Mengungkapkan Orang yang Tidak Divaksinasi Tiga Kali Lebih Mungkin Tertular Covid-19

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Bayu Muhardianto

Bagikan Artikel: