Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Nasib Pekerja Migran di Singapura Nelangsa, Dilarang Pulang dan Berbaur dengan Warga

Nasib Pekerja Migran di Singapura Nelangsa, Dilarang Pulang dan Berbaur dengan Warga Pekerja kuil melakukan pemeriksaan pra-masuk untuk pengunjung di Kuil Sri Veeramakaliamman di Little India pada 15 September 2021. | Kredit Foto: TODAY Online/Ili Nadhirah Mansor

Tidak ada alasan kesehatan di balik kebijakan ini

Skema percontohan yang dimulai awal bulan ini, di mana sejumlah kecil buruh asing diangkut dengan bus yang diawasi, telah dicap sebagai "kebijakan kelembaman" oleh seorang aktivis hak asasi manusia Singapura.

Berdasarkan skema tersebut, sekitar 80 pekerja dalam satu kelompok diberikan waktu empat jam ke kawasan Little India pada hari Rabu, Sabtu, dan Minggu.

Dengan enam kelai keluar seminggu, berarti hampir 2.000 warga negara asing akan diberikan kelonggaran selama uji coba selama sebulan.

"Alih-alih mengambil satu langkah pada satu waktu, ini seperti mengambil sepersepuluh langkah ... berdasarkan hitungan ini, maka diperlukan 12 tahun sampai semua pekerja asing Singapura melakukan perjalanan," kata Alex Au, wakil presiden kelompok hak Transient Workers Count Too (TWC2)

Dia mengatakan para pekerja diangkut dengan bus "seperti anak sekolah".

"Lebih dari 90 persen pekerja asing telah sepenuhnya divaksinasi, jadi tidak ada alasan kesehatan masyarakat untuk terus mengurung mereka."

"Lebih dari setengahnya terinfeksi tahun lalu, yang berarti mungkin lebih dari setengahnya memiliki kekebalan alami ... jadi mengapa kita begitu khawatir, sangat berhati-hati?

"Singapura secara tidak adil melihat pekerja migran sebagai ancaman."

Sebagian besar tenaga kerja dan buruh asing di Singapura berasal dari India dan Bangladesh dan hanya sedikit yang berasal dari China, Myanmar, Vietnam, Thailand, dan Filipina.

Michael Cheah, direktur eksekutif HealthServe, sebuah kelompok nirlaba yang memberikan perawatan kesehatan bersubsidi kepada buruh migran, mengatakan para pekerja merasa putus asa tentang situasi tersebut.

"Mereka tidak marah ... mereka hanya mati rasa," kata Cheah.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: