Nasib Pekerja Migran di Singapura Nelangsa, Dilarang Pulang dan Berbaur dengan Warga
Isolasi memparah stres
Psikolog klinis Annabelle Chow mengatakan kepada ABC jika pekerja dan buruh asing sering memiliki "kemampuan dan dukungan untuk menjaga kesehatan mental yang lebih sedikit" ketimbang populasi umum Singapura.
"Isolasi yang berkepanjangan di asrama mereka dan terbatasnya interaksi sosial dapat semakin membuat stres dan ketidakberdayaan yang dialami pekerja asing," kata Dr Annabelle.
"Mereka telah mematuhi aturan pembatasan, tetapi belum dapat merasakan kembali kebebasan mereka seperti yang dimiliki banyak orang lain."
Beberapa warga negara asing yang sudah lama berada di Singapura mengaku khawatir dengan nasib pekerja asing di pulau itu, yang tampaknya akan terus terkurung.
Sarker mengatakan dia tetap bersyukur atas kesempatan untuk mencari nafkah di Singapura, karena upah yang jauh lebih tinggi daripada yang dia bisa dapatkan di Dhaka, dan dia belum punya rencana untuk pulang sekarang.
"Saya ingin tinggal lebih lama di Singapura ... Saya belum bisa mengatakan berapa tahun lagi," katanya.
"Tapi ini tidak mudah dan saya masih merindukan keluarga saya di Bangladesh."
ABC telah menghubungi Kementerian Tenaga Kerja Singapura untuk memberikan komentar.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: