Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Nah Lho! Pangeran Saudi Konfirmasi Kebenaran Pembicaraan Terbaru dengan Iran

Nah Lho! Pangeran Saudi Konfirmasi Kebenaran Pembicaraan Terbaru dengan Iran Kredit Foto: Reuters/Ahmed Yosri
Warta Ekonomi, Riyadh -

Arab Saudi telah mengadakan diskusi dengan Iran bulan lalu ketika pembicaaan meredakan ketegangan di bawah Presiden Ebrahim Raisi. Menteri Luar Negeri Saudi Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud mengonfirmasi pada Minggu (3/10/2021) dalam "pembicaraan putaran keempat berlangsung pada 21 September".

“Diskusi ini masih dalam tahap eksplorasi, dan kami berharap mereka meletakkan dasar untuk mengatasi masalah antara kedua belah pihak,” katanya di Riyadh saat konferensi pers bersama dengan kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Josep Borrell, dikutip laman Al Jazeera, Senin (4/10/2021).

Baca Juga: Khamenei Ternyata Restui Latihan Militer Iran di Perbatasan Azerbaijan

Pangeran Faisal tidak mengungkapkan lokasi pertemuan atau tingkat perwakilan, sementara Borrell menyambut baik pembicaraan antara Arab Saudi dan Iran.

Iran dan Arab Saudi, di pihak yang berlawanan dalam berbagai konflik Timur Tengah, telah terlibat dalam pembicaraan sejak April pada tingkat tertinggi sejak pemutusan hubungan pada 2016.

Diskusi diluncurkan di bawah mantan Presiden Iran Hassan Rouhani, yang digantikan pada Agustus oleh Raisi. Tiga putaran pertama pembicaraan Saudi-Iran diadakan di Irak.

Pembicaraan telah mengarah pada “kemajuan serius” mengenai keamanan Teluk, kata juru bicara kementerian luar negeri Teheran Saeed Khatibzadeh pada 23 September.

Sisi yang berlawanan

Arab Saudi dan Iran telah mendukung pihak yang berlawanan dalam konflik regional dan perselisihan politik di Suriah, Lebanon dan Irak selama bertahun-tahun, dan Riyadh telah memimpin koalisi Arab yang berperang melawan gerakan Houthi yang bersekutu dengan Iran di Yaman sejak 2015.

Riyadh dan Teheran mengatakan mereka berharap pembicaraan dapat meredakan ketegangan sambil mengecilkan harapan akan terobosan diplomatik yang signifikan.

Borrell mengatakan dia berbicara tentang situasi Yaman selama kunjungannya ke Riyadh, di mana dia juga akan bertemu dengan Presiden Yaman Abd Rabbu Mansour Hadi.

“Apa yang terjadi di Yaman adalah tragedi yang mengerikan bagi orang-orang di sana dan itu juga berdampak pada seluruh wilayah,” kata Borrell.

Arab Saudi melakukan intervensi dalam perang Yaman atas nama pemerintah yang diakui secara internasional pada tahun 2015, tak lama setelah pemberontak Houthi merebut ibu kota, Sanaa.

Para pejuang telah berulang kali menargetkan kerajaan dalam serangan lintas batas.

Konflik Yaman yang parah telah merenggut puluhan ribu nyawa dan membuat jutaan orang mengungsi, yang mengakibatkan apa yang disebut PBB sebagai krisis kemanusiaan terburuk di dunia.

Sementara PBB mendorong untuk mengakhiri perang, Houthi telah menuntut pembukaan kembali bandara Sanaa, ditutup di bawah blokade Saudi sejak 2016, sebelum ada gencatan senjata atau negosiasi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: