Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kisah Perusahaan Raksasa: Wilmar, Grup Agribisnis Terkemuka di Asia

Kisah Perusahaan Raksasa: Wilmar, Grup Agribisnis Terkemuka di Asia Kredit Foto: Getty Images/Jonathan Boonzaier
Warta Ekonomi, Jakarta -

Wilmar International adalah sebuah perusahaan induk investasi dan pengolahan makanan asal Singapura, yang merupakan salah satu perusahaan raksasa. Menurut Fortune Global 500, Wilmar mengumpulkan pendapatan total (revenue) sebesar 42,64 miliar dolar AS tahun 2020.

Bisnis yang dijalankan Wilmar meliputi produk makanan, pakan, industri perkebunan, pupuk, perkapalan, serta penelitian dan pengembangan. Namun sebelum menjadi yang sekarang, Wilmar dahulu adalah sebuah perusahaan pengolah tepung.

Baca Juga: Kisah Perusahaan Raksasa: Dow, Satu dari Tiga Produsen Kimia Terbesar di Dunia

Untuk menjelaskan hal tersebut, berikut Warta Ekonomi sajikan artikel kisah perusahaan raksasa Wilmar, pada Jumat (15/10/2021) berikut ini.

Wilmar dahulu adalah sebuah pabrik bernama Federal Flour Mills, yang didirikan oleh Kuok Group pada 1966, di Singapura. Kegiatannya termasuk menghancurkan kedelai, penyulingan minyak nabati yang dimulai pada Agustus 1980. 

Selain itu, perusahaan juga memproduksi minyak kemasan konsumen yang dijual dengan merek Arawana tahun 1986. Ini diikuti dengan akuisisi kilang di Sandakan dan Prai. 

Pada tahun 1988, Grup Kuok membentuk usaha patungan (joint venture/JV), Southseas Oils & Fats, dengan Top Glory, anak perusahaan COFCO di Hong Kong, untuk membangun pabrik penyulingan, drum, dan paket konsumen modern skala besar pertama di China di Shenzhen.

Pabrik itu ditugaskan pada tahun 1990 dan menjadi sukses besar. Minyak Arawana diluncurkan pada tahun 1991 di China dan saat ini merupakan merek minyak kemasan konsumen teratas di negara itu.

Selanjutnya, Wilmar Group didirikan bersama oleh Kuok Khoon Hong dan Martua Sitorus. Perusahaan pertama yang dibentuk adalah Wilmar Trading Pte Ltd yang memiliki modal disetor sebesar 100.000 dolar SG dan lima orang karyawan.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Muhammad Syahrianto
Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: