Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dunia Internasional Bereaksi Keras Terhadap Kudeta Sudan: Sama Sekali Tak Bisa Diterima!

Dunia Internasional Bereaksi Keras Terhadap Kudeta Sudan: Sama Sekali Tak Bisa Diterima! Kredit Foto: AP Photo/Ashraf Idris

Perancis

Presiden Prancis Emmanuel Macron telah menambahkan suaranya ke keprihatinan global yang berkembang atas kudeta militer yang sedang berlangsung di Sudan.

"Prancis mengutuk keras upaya kudeta," cuit Macron.

Macron mengatakan Prancis mendukung pemerintah transisi yang telah ditugaskan untuk mengarahkan Sudan menuju pemilihan demokratis. Dia juga menyerukan “pembebasan segera” perdana menteri Sudan dan para pemimpin sipil lainnya yang telah ditahan.

Inggris Raya

Inggris mengatakan pada Senin bahwa kudeta militer di Sudan adalah "pengkhianatan yang tidak dapat diterima" dari rakyat Sudan.

“Kudeta militer hari ini di Sudan adalah pengkhianatan yang tidak dapat diterima terhadap rakyat Sudan dan transisi demokrasi mereka. Pasukan keamanan harus membebaskan PM Hamdok dan para pemimpin sipil lainnya, dan mereka yang tidak menghormati hak untuk memprotes tanpa takut akan kekerasan akan dimintai pertanggungjawaban," kata Menteri Afrika Inggris Vicky Ford di Twitter.

China

China mendesak dialog antara faksi-faksi Sudan sebagai kudeta militer yang nyata mengguncang negara itu.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Wang Wenbin mengatakan China ingin semua pihak di Sudan "menyelesaikan perbedaan mereka melalui dialog untuk menjaga perdamaian dan stabilitas negara."

Dia mengatakan kepada wartawan bahwa China akan terus mengikuti gejolak di Sudan dan "mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan keamanan institusi dan personel China di sana."

Baca Juga: Mengapa Kudeta Sudan Terjadi dan Apa Latar Belakangnya?

Liga Arab

Liga Arab telah merilis pernyataan "keprihatinan mendalam" tentang "kudeta militer" di Sudan.

Sekretaris Jenderal blok 22 anggota, Ahmed Aboul Gheit, mendesak semua pihak untuk “sepenuhnya mematuhi” deklarasi konstitusional yang ditandatangani pada Agustus 2019.

“Tidak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan tanpa dialog,” kata Aboul Gheit.

"Penting untuk menghormati semua keputusan dan kesepakatan yang telah diputuskan ... menahan diri dari tindakan apa pun yang akan mengganggu masa transisi dan mengguncang stabilitas di Sudan," tambah pernyataan itu.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: