Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Omongan Senior PKS Tegas Banget! Dengar Baik-Baik, Kemenag Tidak untuk Diklaim, Bukan Juga untuk..

Omongan Senior PKS Tegas Banget! Dengar Baik-Baik, Kemenag Tidak untuk Diklaim, Bukan Juga untuk.. Kredit Foto: Ferry Hidayat

Meski begitu mereka memperjuangkan dan menyepakati agar agama dan umat beragama di Indonesia dapat diurusi oleh departemen atau lementerian secara tersendiri.

"Jadi yang paling utama adalah merelasasikan tujuan dihadirkannya Depag, bukan klaim hadiah khusus untuk ormas tertentu yang memantik tuntutan agar bila demikian, Kemenag dibubarkan saja. Kenegarawanan para bapak bangsa dan menteri-menteri agama pada zaman perjuangan itulah yang menghadirkan sikap negarawan inklusif, toleran, moderat dan berukhuwah.

Terbukti bahwa para ulama dan santri dari beragam ormas dan orpol Islam bisa menerima latar belakang Menag yang juga beragam, tidak khas dari ormas tertentu saja.

Ada dari Muhammadiyah, NU, Syarikat Islam, bahkan dari partai politik sepeti Masyumi. Belakangan bahkan  ada dari intelektual kampus, juga dari TNI. Mereka bisa saling menghormati, bukan saling mengklaim atau menegasikan," ujarnya.

Wakil Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini mengingatkan peran dan jasa tokoh-tokoh NU memang sangat besar dalam pembentukan Indonesia merdeka.

Namun, ia menegaskan tokoh NU yang aktif dalam rapat di BPUPK, Panitia Sembilan maupun PPKI yang menyepakati rumusan final Pancasila pada 18 Agustus 1945 adalah KH Wahid Hasyim, putra Hadhratusy Syaikh KH Hasyim Asy'ari, bukan KH Wahab Hasbullah sebagaimana disebutkan oleh Menag Yaqut.

"Saya seringkali menyampaikan ini dalam kegiatan Sosialisasi 4 Pilar MPR RI, bahwa peran ulama dari NU sangat diakui termasuk KH Wahid Hasyim, dan KH Hasyim Asyari serta KH Wahab Hasbullah, beserta tokoh Islam dari ormas lainnya seperti, KH Kahar Mudzakkir, Ki Bagus Hadikusumo atau Kasman Singodimedjo, H Agus Salim, H Abikusno Cokrosuyoso, M Natsir dan tokoh nasional atau bapak-bapak bangsa lainnya," kata HNW.

"Mereka sekalipun berlatar belakang ormas Islam dan parpol Islam berbeda, bisa bahu membahu memperjuangkan diadakannya Departemen Agama. Itu juga pelaksanaan terhadap penerimaan Umat bahwa sila pertama dari Pancasila yang merupakan dasar Negara yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa," lanjutnya.

HNW menambahkan para tokoh nasional itu sudah berhasil, dan mestinya para santri dicerahkan dengan sejarah ini. Sementara para pejabat termasuk Menag, menjadi teladan untuk melaksanakannya, baik dalam ungkapan maupun dalam kebijakan.

Hal ini agar kehadiran Kemenag betul-betul bisa merealisasikan tujuan kehadirannya."Sehingga membawa manfaat yang luas dan mendasar untuk semua agama dan umat beragama, agar berkontribusi maksimal realisasikan cita-cita proklamasi dan reformasi. Agar tidak malah menjadi sumber kegaduhan dengan klaim dan polemik yang tidak diperlukan oleh santri, umat beragama maupun NKRI, apalagi yang kini terdampak akibat pandemi Covid-19," pungkasnya.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: