Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Diluncurkan 8 Tahun Lalu, Program Gerakan Nusantara FFI Mampu Edukasi Gizi Keluarga

Diluncurkan 8 Tahun Lalu, Program Gerakan Nusantara FFI Mampu Edukasi Gizi Keluarga Kredit Foto: Mochamad Ali Topan
Warta Ekonomi, Surabaya -

Produsen penyedia produk bernutrisi PT Frisian Flag Indonesia (FFI) kembali menyelenggarakan Gerakan Nusantara ('miNUm Susu tiAp hari uNTuk Anak ceRdas Aktif Indonesia) 2021.

Perusahaan yang memiliki program Gerakan Nusantara sejak tahun 2013 lalu menggandeng langsung pakar ahli gizi, yakni Pusat Kajian Gizi dan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (PKGK FKM UI), psikolog keluarga, pakar edukasi zilenial, serta pakar komunikasi. Dalam program ini, FFI fokus pada persiapan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas serta edukasi gizi dan kesehatan bagi murid, orang tua, dan guru di wilayah Jabodetabek dan beberapa daerah di Indonesia lainnya secara daring.

Baca Juga: Tak Hanya Program Berkelanjutan, Induk Produsen Susu Frisian Flag Juga Lakukan Hal Ini

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI, Nadiem Anwar Makarim mengatakan,  dukungan dari orang tua dan keluarga sangat dibutuhkan untuk penyelenggaraan PTM terbatas yang aman, nyaman, dan optimal.

"Saya mengapresiasi kegigihan Frisian Flag Indonesia selama delapan tahun terakhir dalam mendukung semangat kolaborasi merdeka belajar melalui program Gerakan Nusantara. Merdeka belajar sesungguhnya adalah semangat untuk memantik gerakan-gerakan di masyarakat yang memajukan pendidikan. Gerakan Nusantara merupakan contoh praktik yang perlu terus ditingkatkan dan dilanjutkan. Semoga kolaborasi di antara kita akan mengantarkan anak-anak Indonesia kembali mendapatkan pendidikan yang normal. Mari kita laksanakan PTM terbatas sebaik mungkin untuk mewujudkan merdeka belajar," kata Nadiem dalam webinar bersama media, Minggu (31/10/2021).

Sementara itu, Plt. Deputi Bidang Partisipasi Masyarakat Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia, Indra Gunawan, mengungkapkan bahwa keluarga harus menjadi pilar untuk menyiapkan berbagai kebutuhan untuk anak-anak saat PTM terbatas dan juga memberikan pemahaman bagi anak-anak kita bagaimana menerapkan protokol kesehatan.

"Agar anak-anak kita tetap sehat dan kuat dalam mempersiapkan pembelajaran tatap muka, pemenuhan gizi perlu diperhatikan. Karena bagaimanapun, dalam pandemi ini anak-anak kita harus tercukupi dan terpenuhi gizinya agar tubuhnya lebih tahan dari penularan Covid-19," ujar Indra Gunawan.

Hal senada dengan hal tersebut, Pakar Gizi, Ketua PKGK UI, Ahmad Syafiq mengatakan, di masa PTM terbatas anak didik sebaiknya dibiasakan mengonsumsi asupan dengan pola gizi seimbang sesuai pedoman Isi Piringku, melakukan aktivitas fisik yang baik, perilaku hidup bersih dan istirahat yang cukup.

"Salah satu pilar gizi seimbang adalah mengonsumsi asupan makanan dan minuman yang seimbang untuk mencapai kualitas kesehatan yang optimal, salah satu caranya dengan rutin mengonsumsi protein hewani. Protein hewani dengan kandungan asam amino esensial memiliki bermacam fungsi, di antaranya untuk memperbaiki sel yang rusak serta menjaga imunitas, serta mencegah terjadinya stunting. Sumber protein hewani dapat ditemui dari berbagai sumber, misalnya susu dan telur," tegas Ahmad Syafiq.

Di sisi lain, Pakar Edukasi Gen Zilenial sekaligus Ketua PGRI SLCC, Eko Indrajit mengemukaan, di era digital saat ini telah membuka peluang belajar lintas waktu dan tempat. Terlebih, peserta didik yang turut menjalani sekolah daring saat ini dilakukan oleh Gen-Z & Post Gen-Z.

Eko sapaannya menyeroti karakteristik anak-anak generasi Z yang berbeda dibandingkan dengan generasi-generasi sebelumnya. Menurutnya, generasi Z mampu mempelajari sesuatu melalui gadget, cenderung individualis dan tidak ingin dikendalikan oleh guru atau orang tua. Oleh karena itu ,kata dia, orang tua dalam mendidik anak-anak Gen Z diharapkan dapat menjadi teman dalam perjalanan hidup dan pendidikan anak-anak.

"Jangan menggurui, melainkan dampingi kehidupan mereka. Jangan mudah marah, tapi harus memahami bahasa kehidupan mereka. Banyaklah berkomunikasi melalui visual, awasi sosial media mereka, tetapi jangan bereaksi berlebihan. Cobalah meminta mereka mengajarkan kita mengenai berbagai tren yang sedang terjadi di dunia. Lalu, sesekali cobalah bermain game bersama mereka sebagai ungkapan rasa empati. Dengan begitu, mereka akan menganggap orang tua sebagai teman, dan kehadiran orang tua akan disetujui oleh mereka," jelas Eko.

Menanggapi hal itu, Corporate Affairs Director PT Frisian Flag Indonesia, Andrew F. Saputro, menjelaskan, sejak diluncurkan, program Gerak Nusantara telah menjangkau lebih dari 2,5 juta siswa dan lebih dari 6.000 guru dari hampir 5.000 Sekolah Dasar di Indonesia.

Menurutnya, Gerakan Nusantara ini digagas sebagai upaya untuk meningkatkan literasi gizi, mengedukasi tentang pola konsumsi pangan sehat dan aman, gaya hidup aktif di lingkungan sekolah dasar, serta membiasakan minum susu setiap hari.

"FFI mengapresiasi dukungan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI, serta para pakar yang telah mendukung kegiatan ini. Melalui Gerakan Nusantara, kami dapat terus menjalankan komitmen jangka panjang FFI untuk memberikan edukasi kepada murid, guru, dan orang tua mengenai pentingnya menerapkan gaya hidup sehat aktif melalui konsumsi asupan makanan sesuai pedoman gizi seimbang serta kebaikan susu agar tercipta keluarga Indonesia yang sehat, sejahtera, dan selaras," jelas Andrew F. Saputro.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Mochamad Ali Topan
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: