- Home
- /
- Kabar Finansial
- /
- Bursa
Ibarat Nasi Sudah Jadi Bubur! Korbankan Giant, Nasib Hero Supermarket Masih Juga Babak Belur!
Penutupan gerai Giant secara permanen pada akhir Juli 2021 tak menjamin bisnis PT Hero Supermarket Tbk (HERO) dapat pulih seketika. Dalam sembilan bulan pertama tahun 2021, kerugian Hero Supermarket bahkan membengkak hingga 120,18% dari Rp339,46 miliar per September 2020 menjadi Rp747,43 miliar per September 2021.
Manajemen mengungkapkan bersama kerugian tersebut, Hero Supermarket juga mencatatkan biaya non-recurring sebesar Rp456 miliar yang timbul akibat restrukturasi bisnis Giant. Merujuk ke laporan keuangan perusahaan, pendapatan bersih Hero Supermarket terpangkas 35,13% dari Rp6,86 triliun pada Q320 menjadi Rp4,45 triliun pada Q321. Baca Juga: Bye-Bye Tekor! Siloam Hospital Milik Konglomerat Riady Berubah Nasib dari Buntung Jadi Untung!
Pendapatan eceran Hero Supermarket tercatat menyusut dari Rp7,64 triliun pada September 2020 menjadi Rp4,96 triliun pada September 2021. Begitu pula dengan pendapatan konsinyasi yang terpangkas dari sebelumnya Rp636,48 miliar menjadi Rp476,23 miliar. Namun, Hero Supermarket membukukan pendapatan restoran sebesar Rp63,44 miliar pada Q321, di mana tahun sebelumnya tercatat nihil. Baca Juga: Rupiah Hari Ini Remuk Redam Dihantam Dolar AS dan Mata Uang Dunia!
Presiden Direktur Hero Supermarket, Patrik Lindvall, mengungkapkan bahwa bisnis perusahaan masih terdampak oleh pembatasan operasional perdagangan pada kuartal ketiga tahun ini, khususnya untuk penjualan like-for-like IKEA. Meski begitu, jumlah kunjungan pelanggan mulai meningkat pada periode September.
Selama kuartal ketiga, IKEA Indonesia membuka gerai keempatnya di Jakarta Garden City. Pembukaan gerai tersebut menjadikan IKEA memiliki lebih dari dua kali lipat total area jaringan gerainya sejak awal tahun. Ekspansi ini mengikuti imperatif strategis IKEA agar lebih mudah diakses serta terjangkau oleh masyarakat Indonesia.
Ia menambahkan, pembatasan aktivitas juga masih berdampak signifikan terhadap kinerja Guardian Health & Beauty. Kemudian, setelah dilakukannyua restrukturasi Giant Indonesia, sudah ada enam gerai Giant yang diubah menjadi gerai Hero Supermarket.
"Namun, kinerja penjualan underlying Hero Supermarket pada kuartal ketiga terus terdampak oleh peningkatan
pembatasan sosial yang diberlakukan Pemerintah, yang secara khusus mempengaruhi jumlah kunjungan pelanggan di pusat perbelanjaan atau mal," pungka Patrik Lindvall.
Meski begitu, ia memastikan bahwa manajemen Hero Supermarket berkomitmen untuk memulihkan kondisi perusahaan di masa depan dan yakin akan posisi Hero Supermarket sebagai peritel kompetitif yang solid dalam jangka panjang. Hal itu tentu dengan mempertimbangkan kondisi yang menurutnya masih akan penuh tantangan pada sisa tahun 2021 ini.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih
Tag Terkait: