Dirinya pun menginformasikan bahwa pada tanggal 21 Oktober 2021, BRIN telah melakukan pemasangan InaBuoy di perairan barat daya Bengkulu, dengan koordinat buoy 4o 57’ 32.0644” S/ 101o 17’ 50.3988” E atau ± 85,13 mil laut dari Pelabuhan Perikanan Pulau Baai Bengkulu.
Di mana saat ini InaBuoy Bengkulu sudah beroperasi den sudah berhasil mengirimkan data ke Indonesia Tsunami Observation Center (InaTOC) yang ada di kantor BRIN Jakarta.
Baca Juga: Jokowi Menetapkan Dewan Pengarah BRIN, Pengamat: Sudah Sesuai Aturan Hukum
Dalam webinar tersebut juga dihadiri oleh Sekretaris Daerah Provinsi Bengkulu, Drs. Hamka Sabri, M.Si., yang mewakili Gubernur Bengkulu. Hamka menyampaikan bahwa Gubernur Bengkulu sangat senang pemerintah pusat melalui BRIN telah memperhatikan masyarakat Bengkulu dengan memasang dan mensosialisasikan InaBuoy ini.
Harapannya agar semua yang ikut sosialisasi ini dapat mendengarkan baik-baik dan bisa menerapkannya jika terjadi tsunami nanti, serta bisa menyampaikannya ke sanak saudara lainnya. Untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat terhadap ancaman tsunami.
Hamka juga berpesan kepada peserta webinar bahwa InaBuoy mohon agar kita bersama-sama melindunginya. Kita jaga teknologi yang ada dan juga kita harus mengenal baik alam tempat kita tinggal.
Webinar dihadiri peserta dari berbagai instansi pemerintah daerah, civitas akademik dan berbagai lapisan masyarakat, terutama masyarakat pesisir barat Pulau Sumatera.
Dalam webinar tersebut terdapat 4 narasumber yang menyampaikan materi, yaitu Widjo Kongko (BRIN) yang menyampaikan tentang potensi ancaman tsunami di wilayah Bengkulu. Widjo dalam pemaparan materinya menyebutkan bahwa potensi ancaman tsunami di wilayah Bengkulu dan sekitarnya tinggi (pemodelan hipotetik sumber megathrust enggano M8.4 dengan data kasar ~ 1 menit arc. Tinggi tsunami bervariasi sampai dengan >15 m dengan waktu tiba tercepat ~
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto