Narasumber kedua adalah Rusdi (Kalak BPBD Provinsi Bengkulu) menyampaikan terkait mitigasi ancaman tsunami oleh pemerintah Provinsi Bengkulu. Rusdi menyebutkan bahwa upaya mitigasi yang sudah dilakukan oleh BPBD Provinsi Bengkulu terdiri dari mitigasi struktural dan non-struktural.
Rusdi berpesan gempa dan tsunami dapat terjadi kapan saja, masyarakat yang berada di daerah pantai diminta untuk tetap tenang dan segera menyelamatkan diri ke tempat yang aman. Untuk itu diperlukan 3 langkah, yaitu tanggap gempa, tanggap peringatan, dan tanggap evakuasi.
Baca Juga: Kebon Pala 3 Hari Terendam Banjir, Politisi Partai Gerindra Masih Yakin Anies Mampu Atasi Banjir
Esti Anantasari (PUI-PT Gama InaTEK) sebagai narasumber ketiga memaparkan materi tentang peningkatan kesiapsiagaan masyarakat Bengkulu terhadap ancaman tsunami.
Esti lebih banyak menyampaikan tentang pengalaman StIRRRD dalam meningkatkan kapasitas masyarakat Kabupaten Seluma dan Kota Bengkulu dalam menghadapi ancaman bencana tsunami. Persepsi masyarakat terhadap risiko bencana sangat penting untuk diperhatikan dalam melakukan program intervensi ke masyarakat, ujarnya.
Narasumber terakhir dalam webinar tersebut adalah Iyan Turyana (BRIN), yang meyampaikan materi tentang teknologi deteksi tsunami berbasis buoy di perairan Bengkulu. Dalam paparan materinya Iyan menyampaikan mengenai konfigurasi dan komponen buoy, cara kerja buoy, dan gangguan yang banyak dialami oleh buoy selama ini.
Iyan juga mangatakan bahwa buoy deteksi tsunami yang sudah terpasang di perairan barat daya Bengkulu harus kita jaga dan lindungi bersama dari ancaman vandalisme, untuk keselamat masyarakat pesisir Bengkulu dan sekitarnya dari ancaman bencana tsunami.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto