Studi telah menemukan bahwa minum minuman manis secara teratur dikaitkan dengan perilaku tidak sehat lainnya, di antaranya dapat meningkatkan risiko obesitas lebih jauh. Itu sebabnya, menjauhi konsumsi keduanya bisa memangkas risiko menjadi gemuk.
CDC juga menyatakan, individu yang merokok, kurang tidur, tidak banyak berolahraga, sering makan makanan cepat saji, dan tidak makan buah secara teratur, lebih cenderung menjadi konsumen SSBs (sugar-sweetened beverages). Selain itu, remaja yang sering mengonsumsi SSBs juga memiliki lebih banyak waktu menatap layar, misalnya lebih banyak waktu menatap televisi, ponsel, komputer, dan gim video.
“Makanan olahan, makanan rendah serat serta meningkatkan lemak, gula, garam, dan kalori, adalah penyumbang utama obesitas,” jelas Apovian.
Baca Juga: Duh Nyesel Banget Nggak Tanam Brotowali, Manfaat Kesehatannya Dahsyat! Bisa Atasi Diabetes?
"Konsumsi makanan olahan ini telah menyebabkan peningkatan 205 kalori dalam asupan kalori harian rata-rata individu sejak 1960-an," lanjutnya.
Makanan olahan berkontribusi terhadap obesitas karena tidak mengenyangkan. Karbohidrat sederhana seperti keripik dan kue meningkatkan gula darah yang dapat menyebabkan insulin melonjak dan mogok. Ini menjadi penyebab sering timbulnya rasa lapar dan mendorong makan berlebihan serta menambah berat badan.
Para ahli mengatakan, orang yang obesitas juga sering meremehkan jumlah kalori yang mereka konsumsi setiap hari, yang jumlah kalorinya sering kali ratusan. Faktanya, sebuah penelitian yang diterbitkan di BMJ menemukan bahwa seperempat orang meremehkan asupan harian mereka, hingga lebih dari 500 kalori.
Kedengarannya sangat banyak, dan jumlah itu memang banyak. Setidaknya 500 kalori adalah 25 persen dari total kalori harian yang direkomendasikan bagi kebanyakan orang.
Baca Juga: Bukan Hanya Sekadar Pendamping, Lalapan Ini Punya Manfaat Kesehatan Dahsyat untuk Penderita Diabetes
Namun, itu semua akan terlalu berlebihan jika Anda meminum lebih banyak kalori tanpa disadari. Hitung-hitungannya, jika Anda mengonsumsi 200 kalori ekstra sehari berarti total sekitar 6.000 kalori ekstra sebulan, dan jumlah itu cukup untuk menambah berat badan hampir satu kilogram.
Lalu apa yang harus dilakukan? Para ahli menyarankan untuk menjauhi minuman manis dan makanan olahan, gantilah dengan kalori berkualitas tinggi.
Contohnya, diet Mediterania, yang mengutamakan buah-buahan, sayuran, ikan, dan minyak zaitun, serta membatasi daging merah, daging olahan, dan makanan olahan. Untuk camilan, dibandingkan permen atau keripik kentang, cobalah memakan kacang, buah, atau sayuran.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Bayu Muhardianto
Tag Terkait: