- Home
- /
- EkBis
- /
- Agribisnis
Tingkatkan Pengembangan Produk Sawit, BRIN Sediakan Fasilitas Uji Klinis untuk Industri Sawit
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mempersilakan kepada semua industri, termasuk industri kelapa sawit, yang ingin melakukan uji klinis dan uji fungsi agar prototype yang belum selesai dapat diselesaikan. Hal tersebut menjadi bagian dari ekosistem inovasi yang baru dilakukan dalam hal riset.
"Jadi, dari sini kita bisa melihat kaitannya kelapa sawit, hal kecil mulai dari sifatnya low material yang turunannya berasal dari ekstraksi kelapa sawit dan ini bisa dilakukan di fasilitas BRIN. Terbuka untuk kolaborasi," ujar Mego Pinandito, Plt Deputi Bidang Pemanfaatan Riset dan Inovasi BRIN dalam Pekan Riset Sawit Indonesia, Rabu (17/11/2021).
Baca Juga: Jauh Sebelum Eropa, Kampanye Hitam tentang Sawit Sudah Dimulai Amerika Serikat
Mego memandang, selama ini banyak industri yang belum memenuhi standar izin yang berlaku. Karena itulah, pihaknya menyediakan infrastruktur dengan spektrum riset yang sesuai standar yang diakui secara internasional dan menghasilkan output sertifikasi perizinan.
BRIN berencana akan mengumumkan hibah riset pengujian dan dukungan untuk melakukan kegiatan yang mendukung proses menuju komersialisasi untuk produk industri agar dapat diumumkan.
Mego menambahkan, periset atau siapapun yang memiliki kandidat produk komersial mengikuti hibah riset yang akan diinformasikan oleh BRIN. Dengan begitu, diharapkan akan muncul riset dan inovasi hingga komersialisasi yang mempertemukan inovatator dan investor yang dapat saling bekerja sama.
"Dengan ini, investor bisa berpasangan dengan inovator untuk menghasilkan beragam produk yang bisa dimanfaatkan industri atau menjadi produk komersial yang bsia dibeli masyarakat," katanya.
Mego menjelaskan, keterlibatan perusahaan swasta dalam hal keterlibatan riset dan pengembangan inovasi akan mendapatkan pengurangan pajak bruto dan mendapatkan fasilitas perpajakan untuk industri melalui riset. Dengan begitu, diharapkan akan memperkuat sumber pendanaan riset di Indonesia yang sebelumnya, anggarannya sebesar 80 persen berasal dari pemerintah.
"Mudah-mudahan memberikan dukungan penuh upaya inovasi khususnya kelapa sawit. Indonesia sebagai negara penghasil CPO terbesar dan masih banyak tantangan untuk melakukan riset dengan bahan CPO sehingga bisa menghasilkan berbagai ekstrak dan berbagai produk lain dan memberikan nilai tambah bagi sawit," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bethriq Kindy Arrazy
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: