Kisah Perusahaan Raksasa: Edeka, Tumbuh Berawal dari Koperasi, Kini Menjadi Supermarket Besar
Edeka Zentrale AG adalah perusahaan supermarket Jerman, yang saat ini menjadi salah satu perusahaan raksasa versi Fortune Global 500. Sebagai salah satu yang terbesar, Edeka memantapkan dirinya dengan sukses mengumpulkan pendapatan total 39,82 miliar dolar AS pada 2020.
Model bisnis Edeka adalah terdiri atas beberapa koperasi supermarket independen yang semuanya beroperasi di bawah payung organisasi Edeka Zentrale. Namun dulunya model perusahaan adalah koperasi yang terdiri atas pengecer kecil.
Baca Juga: Kisah Perusahaan Raksasa: Daiwa House, Kontraktor Rumah Jepang yang Terinspirasi oleh Padi dan Bambu
Seperti dilansir Reference for Business, dan Funding Universe, Edeka berdiri pada Oktober 1907 di Republik Federal Jerman. Modal awalnya hanya sekitar 800 Deutsche mark pada saat didirikan. Nilai 800 Deutsche mark atau DM pada saat itu senilai 409 euro saat ini.
Fritz Borrmann dan Karl Biller adalah manajer pertamanya. Perusahaan ini, Asosiasi Koperasi Ritel Jerman, segera bergabung dengan koperasi lain di seluruh negeri. Pada pertemuan di bulan Mei 1908, sebuah undang-undang disampaikan kepada 80 perwakilan dari 23 organisasi, dan Edeka sendiri secara resmi lahir.
Sejak tahun pertama, Edeka sukses secara finansial, dan pada tahun 1910 berhasil mendirikan divisi periklanan. EdK pada awalnya tidak memiliki merek sendiri, tetapi pada tahun 1911 membeli beberapa merek terkenal. Tetapi perusahaan muda itu segera merasakan kekuatan para pesaingnya, para pengecer besar di industri itu.
Pada tahun-tahun pertamanya, Edeka sangat berhati-hati dalam memberikan pinjaman dan kredit kepada anggotanya, membuat semua transfer uang tunai daripada menggunakan kredit. Tapi segera jelas bahwa koperasi membutuhkan bank.
Sebagai koperasi, struktur lokal Edeka yang terdesentralisasi berarti bahwa Edeka menangani krisis dengan cara yang stabil dan dapat diandalkan. Untuk ini, organisasi memperoleh reputasi yang kuat di antara konsumen, dan dalam beberapa tahun berikutnya, banyak toko Edeka didirikan.
Akhirnya, pada tahun 1918 Edeka memperoleh pengakuan hukum sebagai koperasi, dan sebagai pedagang yang membeli barang dalam jumlah besar dan karenanya berhak mendapatkan diskon. Dengan status hukum ini, tidak ada keraguan lagi tentang tempat resminya dalam perekonomian Jerman.
Pada tahun 1924, Edeka memperkenalkan beberapa kebijakan baru untuk anggota. Setiap toko anggota diharuskan menggunakan nama "Edeka" dan memasang tanda Edeka secara mencolok. Toko juga diharuskan menjual merek Edeka.
Dalam upaya berkelanjutan untuk mengatasi inflasi, pada tahun 1925 Edeka membatasi pinjamannya tidak lebih dari 5.000 mark per toko, dan membatasi kewajiban setiap toko hingga 7.500 mark.
Setelah Adolf Hitler berkuasa pada tahun 1933, seluruh perekonomian direstrukturisasi dan pemerintah mencoba mengorganisir lembaga-lembaga untuk mengatur semua bagian perekonomian. Upaya ini tidak sepenuhnya berhasil dengan Edeka karena organisasinya yang terdesentralisasi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Muhammad Syahrianto
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: