Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kisah Perusahaan Raksasa: Daiwa House, Kontraktor Rumah Jepang yang Terinspirasi oleh Padi dan Bambu

Kisah Perusahaan Raksasa: Daiwa House, Kontraktor Rumah Jepang yang Terinspirasi oleh Padi dan Bambu Kredit Foto: WSJ/Shiho Fukada
Warta Ekonomi, Jakarta -

Daiwa House Industry Company Limited adalah pembuat rumah terbesar di Jepang yang merupakan salah satu perusahaan raksasa versi Fortune Global 500. Ia mengkhususkan diri pada rumah prefabrikasi serta dalam pembangunan pabrik, pusat perbelanjaan, fasilitas perawatan kesehatan, pengelolaan dan pengoperasian hotel resor, lapangan golf, dan klub kebugaran.

Melansir Fortune, pada 2020 Daiwa mengumpulkan pendapatan total (revenue) sebesar 40,28 miliar dolar AS tahun itu, dengan pertumbuhan sekitar 7,8 persen. Penjualannya itu menghasilkan keuntungan (profit) 2,14 miliar dolar, yang tumbuh hanya sekitar 0,3 persen. 

Baca Juga: Kisah Perusahaan Raksasa: Intesa Sanpaolo, Bank Terbesar di Italia, yang Dibentuk Atas Banyak Merger

Performa lain seperti aset Daiwa tercatat terus mengalami perbaikan. Tahun 2020 itu, kontraktor rumah Jepang sukses mengumpulkan 42,81 miliar dolar pada asetnya.

Sementara itu, Daiwa adalah salah satu perusahaan yang cukup tua. Dikutip laman Companies History, perusahaan didirikan tahun 1955, dengan kantor pusatnya ada di Osaka, Jepang.

Nama Daiwa diambil dari bekas nama Prefektur Nara, dan juga tempat kelahiran pendirinya. Dalam bahasa Jepang, nama "Daiwa" dapat diartikan sebagai "manage with great harmony". 

Pasalnya, pada September 1950, hampir 20.000 rumah hancur oleh topan dahsyat yang melanda daerah Kansai. Namun demikian, Nobuo Ishibashi, pendiri Daiwa memperhatikan bahwa tanaman padi di sawah dan bambu di hutan bambu tidak patah karena angin kencang. Laman DaiwaHouse menyebutkan bahwa “Tanaman padi dan bambu berbentuk silindris dan berongga,” pikirnya. "Kalau begitu, mungkin bisa membuat rumah yang kuat dan aman menggunakan pipa baja."

Jadi, produk pertama Daiwa, Rumah Pipa, yang mendapatkan idenya dari tanaman padi dan bambu, muncul.

Dalam beberapa tahun berikutnya, Daiwa menjadi perusahaan publik setelah sukses melantai di Bursa Efek Tokyo dan Osaka pada 1959. Di tahun yang sama pula, berkembang asal mula rumah prefabrikasi, Rumah Cebol, yang menjadi sukses besar sebagai ruang belajar yang dibangun dalam tiga jam.

Setahun kemudian, kantor Daiwa dipindahkan menuju Nishinari Ward, Prefektur Osaka. Mendirikan pabrik skala penuh pertama perusahaan, Pabrik Sakai di Kota Sakai, Prefektur Osaka.

Pada masa berikutnya, Daiwa House juga merupakan salah satu pemilik dan operator pusat logistik pengiriman terbesar di Jepang, dengan lebih dari 250 properti logistik yang dikelola, dan ekspansi lebih lanjut direncanakan di segmen bisnis ini.

Pada tahun 2012, Asosiasi Pramuka Jepang menerima sumbangan hutan besar seluas sekitar 2,7 kilometer persegi di Takahagi, Prefektur Ibaraki dari Daiwa.

Fasilitas permanen meliputi Gedung Administrasi dengan akomodasi untuk 44 orang, ruang makan/dapur, ruang rapat, ruang pelatihan; auditorium luar ruangan seluas 200 m² yang dapat menampung sekitar 100 orang; perkemahan tenda dengan akomodasi untuk sekitar 800 orang dan tersedia sekitar 50 tempat api unggun; plaza komunal (Hiroba ), dan panggung arena luar ruangan.

Dengan lebih dari 44.000 karyawan, Daiwa dianggap sebagai salah satu pembangun rumah terbesar di Jepang dan salah satu pemilik dan operator pusat logistik pengiriman terbesar di Jepang. Menurut Forbes, itu dianggap sebagai salah satu dari 2000 perusahaan publik terbesar di dunia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Muhammad Syahrianto
Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: