Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Aplikasi Artificial Intelligence Jawab Persoalan Pendampingan Petani Sawit

Aplikasi Artificial Intelligence Jawab Persoalan Pendampingan Petani Sawit Kredit Foto: Antara/Rahmad
Warta Ekonomi, Jakarta -

Rendahnya pendampingan petani sawit di perkebunan menjadi faktor rendahnya produksi komoditas sawit. Padahal, berdasarkan data BPS 2019, dari total keseluruhan lahan perkebunan sawit seluas 14,72 juta hektare, lahan perkebunan rakyat sebesar 41 persen, disusul lahan swasta 54 persen dan lahan negara 5 persen.

"Seandainya dibantu pendampingan proses budi daya kelapa sawit di tingkat perkebunan rakyat, tentunya peningkatan produktivitas dapat bantu dinaikkan," kata Winarna, Peneliti Pusat Penelitian Kelapa Sawit dalam dalam hari kedua Pekan Riset Sawit Indonesia, Kamis (18/11/2021).

Baca Juga: Aplikasi Rumah Sawit Diharapkan dapat Mereduksi Isu Hak Perempuan dan Anak di Perkebunan Sawit

Permasalahan yang dihadapi petani sawit adalah pemupukan, sedangkan saat ini harga pupuk cenderung mahal dan ketersediaan yang masih terbatas membuat pemupukan tidak berjalan secara tepat. Hal tersebut menyebabkan terjadi rendahnya produktivitas yang dihasilkan.

Winarna mengatakan, rekomendasi berupa pemupukan tanaman sawit berbasis artificial intelligence dapat menemukan teknologi baru dalam hal pendampingan petani agar produksi sawit dapat berjalan optimal.

"Penelitian ini, kami akan mengembangkan sistem input data panen, informasi kebun, jumlah bunga atau buah. Kemudian oleh sistem akan diolah untuk menghasilkan output berupa prediksi produksi dan prediksi pelihara dan menghasilkan rekomendasi pemupukan dan saran teknis," terangnya.

Progres penelitian tersebut secara daring masih dapat digunakan melalui website dan dapat dilihat di http://opa.iopri.org/authentication/signin. Aplikasi tersebut dibangun dengan menggunakan sistem pakar yang mengembangkan basis pengetahuan yang berasal dari para pakar, landasan riset ilmiah, dan referensi empiris yang sesuai dengan kondisi lapangan.

Melalui dashboard aplikasi tersebut, petani sawit nantinya tidak hanya dapat melihat rekomendasi pemupukan saja, tetapi juga secara bulanan akan dapat melihat data kebun mulai dari grafik penghasilan, grafik panen, grafik produktivitas, grafik rerata berat tandan, hingga persentase produksi.

"Diharapkan sistem ini bisa mudah digunakan di lapangan terutama petani sehingga cukup mengisi informasi kebun itu, termasuk umur tanam dan sebagainya. Bisa membantu akses petani dan akses jaringan menjadi kunci dan kami integrasikan link sumber informasi yang bisa diakses petani," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bethriq Kindy Arrazy
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: