Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pameran Pangan Nusantara Bidik Transaksi Rp3 Miliar

Pameran Pangan Nusantara Bidik Transaksi Rp3 Miliar Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
Warta Ekonomi, Bandung -

Berbagai upaya untuk menggeliatkan perekonomian terus digencarkan. Salah satunya melalui pameran terpadu UMKM bertajuk "Pameran Pangan Nusantara 2021" yang diselenggarakan pada 25-28 November 2021 di Kota Bandung dengan membidik transaksi sebesar Rp3 miliar saat pandemi.

Padahal, pameran empat pilar yang diselenggarakan sejak 2015 ini bisa mendatangkan income hingga Rp9 miliar pada 2018 tahun silam.

Baca Juga: Jabar-Chungcheongnam Sepakat Jalin Kerja Sama Industri Kreatif

Pameran tersebut terselenggara berkat kerja sama Kementerian Pertanian, Pemkot Bandung, dan Cihampelas Walk dengan menampilkan 26 stand pameran yang  berasal dari Provinsi Jambi, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Kabupaten Bandung, Bangka Tengah, Lampung Selatan, Mojokerto, Muara Enim, Situbondo, Trenggalek, Kota Balikpapan, Sukabumi, dan Sungai Penuh.

Direktur PT. Feraco, Siswono menjelaskan, Indonesia memiliki keanekaragaman sumber pangan lokal yang jika terus digali dan dikembangkan dapat menjadi sumber pangan alternatif yang potensial, bukan hanya untuk pemenuhan kebutuhan pangan mayarakat, melainkan juga dapat dikembangkan menjadi potensi ekonomi yang sangat besar.

"Tentu pameran ini bertujuan untuk kembali mengeksplorasi potensi-potensi yang dimiliki daerah yang kurang dikenal khalayak," kata Siswono kepada wartawan di Ciwalk Cihampelas, Kota Bandung, Kamis (25/11/2021).

Kolaborasi empat pemeran terpadu ini dilakukan sejak adanya pandemi Covid-19. Padahal, sebelumnya dilakukan secara terpisah; dilakukan oleh masing-masing pelaku usaha. Empat pameran tersebut juga mewakili empat pilar ekonomi yang terdiri dari peluang investasi, UMKM, pesona wisata, dan pangan nusantara.

"Sosialisasi informasi dan promosi potensi ini kepada masyarakat luas harus terus dilakukan melalui pelbagai bentuk kegiatan yang berkelanjutan," ujarnya.

Apalagi, di tengah ketatnya persaingan dalam era globalisasi saat ini, pemerintah daerah dan segenap pelaku usaha dituntut untuk berkreasi dan bekerja lebih giat lagi dalam memperkenalkan segenap potensi produk unggulan beserta peluang bisnis dan investasi yang dimilikinya, baik dalam lingkup nasional, regional maupun global, sehingga mampu memperluas pangsa pasar dan menarik masuknya arus modal atau investasi.

Menurutnya, peluang investasi saat ini sudah mulai terlihat ditambah pertumbuhan ekonomi sudah mulai positif. Oleh karena itu, pihaknya melihat Kota Bandung sebagai pusat bisnis, wisata, dan lainnya sehingga tepat menjadi tempat dilakukannya pameran terpadu UMKM.

"Cihampelas terkenal daerah ikonik bahkan bisa memenuhi target pasar kita dari potential buyer dan investor. Ini juga menjadi harapan dari setiap peserta pameran," katanya.

Siswono menyebutkan, dua sektor yang masih potensial bagi investor di masa pandemi ialah pertanian dan wisata. Bahkan, potensinya lebih stabil jika dibandingkan dengan 46 juta UMKM di Tanah Air saat terjadi krisis ekonomi.

"Pertanian dan wisata masih jadi primadona di mata investor," ujarnya.

Lebih lanjut, Siswono menambahkan, pihaknya tidak menutup kemungkinan untuk peserta yang ingin memamerkan produk-produk di daerah yang belum dikenal di Kota Bandung. Sebab, ia tak menampik kegiatan serupa di Kota Bandung banyak dilakukan diberbagai tempat.

"Namun, para peserta mungkin pernah merasa dan melakukan pameran di sini. Mungkin pembeli di Ciwalk koheren dengan target para peserta. Yang paling laku di setiap pameran yakni produk kopi dan olahan kekhasan di daerah," ungkapnya.

Dia berharap, pameran terpadu yang meliputi empat pilar ekonomi tersebut bisa meningkatkan potensi sumber daya pangan itu sehingga dapat terpublikasi ke kalangan luas sehingga bahan pangan seperti sagu dan alternatif lainnya yang banyak dihasilkan di daerah dapat ditingkatkan menjadi potensi ekonomi.

"Rerata yang paling laku selama pameran yaitu komoditas kopi. Karena kekhasan setiap daerah ya selalu menonjol. Bandung terkenal dengan komoditas kopinya, sedangkan Kalimantan Timur memiliki potensi pisang kepok yang menembus pasar ekspor," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: