PT Phapros Tbk (PEHA) yang juga merupakan salah satu perusahaan farmasi nasional terus gencar melakukan ekspansi meski masih di tengah pandemi Covid-19. Salah satu ekspansi yang dilakukan adalah dengan melakukan ekspor Obat Anti Tuberkulosis ke Peru, Amerika Selatan.
Direktur Utama Phapros, Hadi Kardoko mengatakan penjajakan kerjasama ekspor Obat Anti Tuberkulosis (OAT) ini telah berlangsung sejak akhir tahun lalu dan memang ditujukan untuk program pemerintah negara setempat di tahun 2021.
“Terdapat hubungan yang baik antara Indonesia dengan Peru, di mana kami sebagai keluarga besar BUMN farmasi saat itu mengetahui kebutuhan yang besar atas produk obat Anti Tuberkulosis (OAT) di Peru, termasuk upaya untuk menekan prevalensi kasus penyakit tersebut di sana. Sehingga, kami siap menjalin kerjasama dengan Peru di tahun 2020 lalu untuk produk obat TBC yang juga merupakan salah satu produk unggulan hasil pengembangan sendiri. Kerjasama di 2020 tersebut kemudian diwujudkan melalui ekspor kami ke Peru di hari ini” ujar Hadi, daam keterangan resmi di Jakarta, Jumat (25/11/2021).
Baca Juga: Laba Bersih Phapros Anjlok 61%, Cuan Belasan Miliar Rupiah Melayang!
Menurut World Health Organisation (WHO), prevalensi kasus TBC di Peru merupakan yang tertinggi di wilayah Amerika. Tingkat keberhasilan pengobatannya cenderung lambat hanya sekitar 1,5% per tahun di mana angka tersebut perlu ditingkatkan hingga 4-5% untuk mengakhiri epidemi TBC dan penyakit menular lainnya di 2030.
Hadi menuturkan bahwa Peru memiliki beberapa perusahaan farmasi lokal, namun di antara mereka belum ada yang bisa memproduksi obat TBC, sehingga ekspor ini juga merupakan salah satu pencapaian Phapros di tahun 2021.
Baca Juga: Phapros Lakukan Gerakan Edukasi Pencegahan Stunting di Hari Santri Nasional
“Total nilai ekspor ke Peru di 2021 nilainya dibawah Rp 10 M saat ini, namun di masa depan kami optimis nilainya bisa lebih besar seiring dengan adanya proyek tender pemerintah negara setempat ataupun negara lain di sekitarnya. Dengan upaya peningkatan ekspor ini, dalam beberapa tahun ke depan kami juga menargetkan kontribusi ekspor bisa dibawah 10 persen dari total revenue kami.” tambahnya.
Sebelumnya pada tahun 2020 Phapros melalui anak usahanya, PT Lucas Djaja Group juga telah melakukan ekspor ke Afghanistan dan Kamboja dengan mengirim beberapa jenis obat seperti antibiotik jenis amoxicillin, obat resep kortikosteroid jenis dexamethasone dan obat untuk sakit maag.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: