- Home
- /
- New Economy
- /
- CSR
Peri Berdaya, Kedaulatan Perempuan Akan Akses Air di Distrik Klamono, Papua Barat
Sementara, sumber air tak berbayar di dusun ini hanya ada dua yaitu Sungai Klasafet yang memberikan air keruh berwarna coklat dan air hujan.
Sungai Klasafet, menurut ingatan para perempuan Maladuk yang usianya rata-rata di bawah 70 tahun, sudah coklat sejak mereka lahir.
“Saya lahir di Sorong, tapi lahir dan besar di Klamono. Kami pakai air Sungai Klasafet untuk mandi dan cuci. Untuk minum pakai air hujan. Kalau kemarau, kami beli air untuk minum,” kata Silviana Kondologit (55tahun), Kepala Kampung Maladuk atau akrab disapa Ibu Kampung.
Menampung air hujan pun punya keterbatasan tempat. Tak semua rumah memiliki drum yang cukup untuk mengisi cadangan air selama musim hujan yang kelak akan dipakai pada saat musim kemarau. Rata-rata satu rumah hanya memiliki 3-5 drum bekas minyak dengan volume 200liter/drum.
Beberapa rumah punya tandon air dengan kapasitas 1.100lt, tapi tak banyak keluarga yang memiliki kemewahan ini.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: