Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dibongkar Pengamat, Ini Dia Resiko Bila Presidential Threshold 0 Persen, Ngeri!

Dibongkar Pengamat, Ini Dia Resiko Bila Presidential Threshold 0 Persen, Ngeri! Sejumlah warga mengikuti proses pemungutan suara susulan Pemilu serentak 2019 di TPS 242, Pondok Ungu Permai, Bekasi, Jawa Barat, Minggu (21/4/2019). KPU Kota Bekasi melaksanakan pemungutan suara susulan untuk pemilihan Calon Anggota Legislatif DPRD Jawa Barat dan DPD di lima TPS pada Minggu (21/4/2019). | Kredit Foto: Antara/Risky Andrianto
Warta Ekonomi -

Direktur Eksekutif Arus Survei Indonesia (ASI) Ali Rif'an angkat suara terkait kabar buruk bila presidential threshold menjadi nol persen.

Menurutnya, meski dianggap positif jika ambang batas ditiadakan, hal itu tetap ada kerugian bagi rakyat.

Baca Juga: Refly Harun Tetap Kekeh Gugat Presidential Threshold ke MK Meski Ditentang Oleh...

"Wacana presidential threshold 0 persen memang positif, tetapi akan lebih baik jika hanya dikurangi," ujar Ali kepada GenPI.co, Rabu (22/12).

Ali mengungkapkan alasan hanya mengurangi ambang batas karena untuk menekan calon pemimpin yang banyak.

Sebab, kata dia, efek tersebut sangat mungkin terjadi kalau Presidential Threshold ditiadakan.

"Efek yang ada akan banyak capres dan cawapres denan jumlah yang luar biasa. Kegaduhan pun akan luar biasa juga. itu kekurangannya," jelasnya.

Ali menjelaskan dengan tetap mengurangi presidential threshold, hal itu akan mempermudah untuk menyaring capres atau cawapres pada Pilpres 2024.

Baca Juga: Duo PDIP Ini Tak Setuju Pilpres Ada Banyak Calonnya, Sebut yang Protes Ngotot Mau Nyapres

Menurut dia, kondisi itu lebih baik daripada harus meniadakan presidential threshold.

"Saya rasa tidak perlu dihilangkan, tetapi diturunkan jadi 10 persen atau 5 persen," imbuhnya. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Adrial Akbar

Bagikan Artikel: