Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Universitas Top di Hong Kong Diduga Lenyapkan Patung Peringatan Tiananmen

Universitas Top di Hong Kong Diduga Lenyapkan Patung Peringatan Tiananmen Kredit Foto: Wikimedia Commons/Derzsi Elekes Andor
Warta Ekonomi, Hong Kong -

Sebuah universitas terkemuka di Hong Kong telah menurunkan patung peringatan Tiananmen dari kampusnya. Patung itu diberi nama "Pillar of Shame" yang dibuat oleh pematung Denmark, Jens Galschiot.

Patung tersebut bertujuan untuk memberikan penghormatan kepada para pengunjuk rasa pro-demokrasi yang terbunuh selama penumpasan di Lapangan Tiananmen, China pada 1989. Pada Rabu (22/12/2021) larut malam, penjaga keamanan di Universitas Hong Kong (HKU) menempatkan barikade kuning di sekitar patung tembaga setinggi delapan meter, dengan berat sekitar berat dua ton.  

Baca Juga: Tolong Didengar Omongan G7: Pemilu Hong Kong Gak Demokratis, Isinya Terbongkar...

Karya seni adalah salah satu dari sedikit peringatan publik yang tersisa di Hong Kong untuk mengingat tindakan keras berdarah di Tiananmen. Peristiwa itu merupakan topik yang tabu untuk dibicarakan di China daratan.

Dua wartawan Reuters melihat puluhan pekerja bertopi kuning berada di sekitar patung, yang semua sisinya diselimuti terpal plastik putih. Puluhan personel keamanan tampak berjaga di sekitar kampus.

Suara keras dari alat-alat listrik dan rantai terdengar dari area tertutup selama beberapa jam. Pekerja terlihat menderek bagian atas patung dan memasukannya ke kontainer pengiriman. Beberapa bulan yang lalu, universitas telah mengirimkan surat resmi kepada penjaga patung dan meminta agar patung tersebut dipindahkan.

Galschiot mengaku sangat terkejut atas tindakan terhadap karya seni pribadinya ini. Dia akan mengklaim kompensasi atas segala kerusakan pada patung itu.

Universitas Hong Kong tidak menanggapi permintaan komentar terkait penghapusan patung tersebut. Beberapa mahasiswa mengatakan, langkah itu akan merusak reputasi HKU.

"Universitas itu pengecut, sehingga melakukan tindakan ini di tengah malam. Saya merasa sangat kecewa karena itu adalah simbol sejarah. Universitas ini mengklaim mendukung kebebasan akademik, namun tidak dapat menyimpan monumen bersejarah," kata seorang mahasiswa berusia 19 tahun yang bermarga Chan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: