Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Siksaan Terbongkar! Tentara Wanita Korea Utara Mencoba Bunuh Diri Usai Menderita Serangan Seksual

Siksaan Terbongkar! Tentara Wanita Korea Utara Mencoba Bunuh Diri Usai Menderita Serangan Seksual Kim Jong-un dikelilingi oleh tentara wanita Tentara Rakyat Korea. | Kredit Foto: Flickr/Vietnam Mobiography
Warta Ekonomi, Pyongyang, Korea Utara -

Sebuah unit militer Korea Utara sedang gempar setelah seorang tentara wanita baru-baru ini mencoba bunuh diri. Wanita itu diduga menderita serangan seksual oleh lima atasannya dalam lima kasus terpisah.

Menurut sumber Daily NK di Korea Utara pada Rabu (23/12/2021), tentara wanita yang menjabat sebagai operator telepon di markas besar Korps Ketujuh di Hamhung, Provinsi Hamgyong Selatan, berada dalam kondisi kritis setelah dia mencoba bunuh diri di sebuah rumah sakit militer pada pertengahan Desember.

Baca Juga: Horor! Kim Jong Un Kirim Regu Pencabut Nyawa untuk Orang-orang yang Merayakan Natal

Meskipun menderita kehilangan darah yang parah, dia tidak dapat menerima infus karena kekurangan darah donor. Pada akhirnya, dia dilaporkan kehilangan kesadaran.

Prajurit itu menjelaskan keputusannya dalam sebuah catatan bunuh diri 12 halaman yang padat.

Mengingat bahwa dia memulai catatan dengan kata-kata, "Surat Petisi," prajurit itu tampaknya ingin memberi tahu pihak berwenang tentang semua yang terjadi padanya setelah dia masuk tentara dan memastikan bahwa hal seperti itu tidak pernah terjadi lagi di militer.

Prajurit itu --diidentifikasi hanya sebagai “A” dan berasal dari Provinsi Hwanghae Selatan-- mendaftar di militer ketika dia berusia 17 tahun, dan telah melayani sebagai operator telepon di Korps Ketujuh selama enam tahun.

Female-north-korean-soldier.jpg

Mimpi buruknya dimulai segera setelah dia ditempatkan di unitnya setelah pelatihan dasar. Selama hampir satu tahun, dia berulang kali dan diduga diserang secara seksual oleh seorang petugas bimbingan politik berusia awal 40-an yang diidentifikasi dengan nama keluarganya Kim. Perwira itu adalah seorang mayor pada saat itu.

Setelah penyerangan, Kim memberi tahu A bahwa dia akan merawatnya, tetapi dia memutuskan kontak dengannya setelah dia memasuki "universitas politik," yang melatih perwira politik untuk militer Korea Utara.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: