Pada pemilu 2019, Ijtima Ulama merekomendasikan Prabowo Subianto berduet dengan Salim Segaf Aljufri atau Ustaz Abdul Somad.
Tapi pada hari-hari terakhir menjelang pemilu, terjadi perubahan peta politik nasional. Terpilih Sandiaga Uno, dia dipasangkan dengan Prabowo Subianto.
Baca Juga: Giring DO dari Kampus Jadi Ramai, PSI Langsung Pasang Badan dan Bilang Begini
Tapi akhirnya mereka dikalahkan pasangan Joko Widodo dan Maruf Amin.
Siapa calon presiden dan wakil presiden tahun 2024 pilihan Ijtima Ulama?
Keputusan Ijtima Ulama kemungkinan akan diumumkan pada akhir 2023 atau awal 2024.
Tapi Novel Bamukmin amat yakin akan masuk bursa calon wakil presiden, meskipun Ijtima Ulama belum mengumumkan keputusan mereka.
Novel Bamukmin secara panjang lebar menjelaskan kenapa dia layak maju menjadi calon wakil presiden 2024.
Dia meyakini mayoritas pendukung gerakan 212 yang disebutnya sekitar 13 juta orang -- merujuk aksi tahun 2018 -- akan memberikan dukungan di pemilu 2024.
"Sudah dipastikan rakyat dengan spirit 212 pilih saya karena dari elemen komponen 212, baru saya yang maju sebagai cawapres saat ini," kata Novel Bamukmin kepada Suara.com, Rabu (29/12/2021).
Dia membuat kalkulasi dengan menyebutkan peserta aksi 212 tahun 2018 yang berlangsung di Monumen Nasional, Jakarta Pusat, sebanyak 13 juta orang barulah perwakilan daerah.
"Sehingga kalau mereka dipukul rata yang hadir 212 mewakili lima orang, maka suara pemilih saya adalah 65 juta dan bisa jadi setiap orang yang datang mewakili rata-rata 10 orang, maka pemilih saya 130 juta orang," kata Novel Bamukmin.
Untuk membuktikan ucapannya, Novel Bamukmin menyatakan siap disurvei dan dibandingkan dengan tingkat keterpilihan tokoh politik yang lain, setiap kali mengikuti acara tablig akbar atau ceramah.
"Semuanya pilih saya dan nggak mungkin masa 212 pilih Giring, LBP, Ahok, Airlangga, Grace Natalie, Viktor Laiskodat, Puan Maharani, Ganjar , Ridwan Kamil atau siapapun capres dan cawapres yang pernah masuk namanya di lembaga survei manapun dalam kelompok rezim ini nggak akan dipilih oleh masa spirit 212."
Dia juga menyatakan telah memiliki pengalaman panjang sehingga layak maju menjadi calon wakil presiden.
Novel Bamukmin menyebut, di antaranya punya pengalaman menjadi praktisi hukum, penceramah, penggiat media, wakil sekretaris jenderal PA 212, dan calon anggota legislatif meskipun akhirnya gagal.
Baca Juga: Anies Baswedan Diwanti-Wanti PDIP Soal Formula E, Diminta Jangan...
Sebagai mantan calon anggota legislatif, mubaligh, praktisi hukum, dan pegiat media, dan bermodal dukungan peserta aksi 212, Novel Bamukmin meyakini pada waktunya nanti akan mendapatkan dukungan dari partai politik.
Jika sekarang belum ada satu pun partai yang menyatakan mendukung, menurut dia, itu wajar karena pemilu masih tahun 2024.
"Nanti kan bisa jadi akan dipinang karena sampai saat ini Anies Baswedan pun yang dalam survei selalu tinggi belum ada yang pinang. Satu partai pun.”
Novel Bamukmin merujuk pula pada perjalanan Maruf Amin yang bukan politikus tetapi dalam hari-hari terakhir mendapat dukungan untuk wakil presiden di pemilu 2019.
“Bisa saja saya nanti seperti itu, didukung, dipasangkan dengan capres, bisa saja,” kata Novel Bamukmin.
Dia percaya dalam dunia politik segala kemungkinan dapat terjadi. Tidak menutup kemungkinan pada detik-detik terakhir, siapapun bisa maju menjadi calon presiden dan calon wakil presiden,i Da menyebut masih ada wacana untuk menurunkan presidential threshold 0 persen.
Baca Juga: Prabowo dan Ganjar Saling Senggol Menuju Pilpres 2024
“Harus diperjuangkan karena rakyatlah kekuasaan tertinggi dengan begitu pertarungan menjadi sehat dan berkeadilan dan siapapun bisa maju dalam pilpres nanti."
Ketentuan ambang batas presiden empat persen, menurut Novel Bamukmin, adalah bentuk arogansi partai yang sedang berkuasa saat ini untuk menjegal lawan.
“Dengan begitu sangat bijaksana dan berkeadilan. Saya bisa maju sebagai cawapres yang sempat viral ketika itu.”
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Adrial Akbar