Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gegara Telur Ayam, Pekan Pertama Januari 2022 Diprediksi Inflasi 0,61%

Gegara Telur Ayam, Pekan Pertama Januari 2022 Diprediksi Inflasi 0,61% Pembeli memilih telur yang dijual di Pasar Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (27/12/2021). Kementerian Perdagangan (Kemendag) mencatat meroketnya harga telur di sejumlah wilayah jelang pergantian tahun hingga Rp30.000 per kg dipicu oleh harga pakan yang tinggi. | Kredit Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya
Warta Ekonomi, Jakarta -

Survei Pemantauan Harga yang dilakukan Bank Indonesia (BI) pada minggu pertama Januari 2022, menunjukkan perkembangan harga pada Januari 2022 tetap terkendali dan diperkirakan inflasi sebesar 0,61% (mtm).

"Dengan perkembangan tersebut, perkiraan inflasi Januari 2022 secara tahun kalender sebesar 0,61% (ytd), dan secara tahunan sebesar 2,23% (yoy)," ujar Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono di Jakarta, Jumat (7/1/2022).

Lebih lanjut, Dia menjelaskan, penyumbang utama inflasi Januari 2022 sampai dengan minggu I yaitu komoditas telur ayam ras dan Bahan Bakar Rumah Tangga (BBRT) masing-masing sebesar 0,11% (mtm), daging ayam ras sebesar 0,06% (mtm), cabai rawit sebesar 0,05% (mtm) dan tomat sebesar 0,04% (mtm). Baca Juga: Inflasi 2021 di Bawah Target, BI: Permintaan Domestik Belum Kuat

"Kemudian beras dan sabun detergen bubuk/cair masing-masing sebesar 0,03% (mtm), minyak goreng dan bawang merah masing-masing sebesar 0,02% (mtm), jeruk, bawang putih, emas perhiasan dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,01% (mtm)," tambahnya.

Sementara itu, komoditas yang mengalami deflasi yaitu cabai merah dan tarif angkutan udara masing-masing sebesar -0,02% (mtm).

Ke depan, BI akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk memonitor secara cermat dinamika penyebaran Covid-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu.

"Serta langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan," tutup Erwin.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fajar Sulaiman

Bagikan Artikel: