Salah satu implikasi dari asumsi ini adalah nilai uang ditentukan oleh jumlah uang yang tersedia dalam suatu perekonomian. Peningkatan jumlah uang beredar mengakibatkan penurunan nilai uang karena peningkatan jumlah uang beredar juga menyebabkan tingkat inflasi meningkat.
Ketika inflasi naik, daya beli menurun. Ketika daya beli satu unit mata uang menurun, dibutuhkan lebih banyak unit mata uang untuk membeli jumlah barang atau jasa yang sama.
Sepanjang tahun 1970-an dan 1980-an, teori kuantitas uang menjadi lebih relevan sebagai akibat dari kebangkitan monetarisme. Dalam ekonomi moneter, metode utama untuk mencapai stabilitas ekonomi adalah melalui pengendalian jumlah uang beredar.
Menurut teori monetarisme dan moneter, perubahan jumlah uang beredar adalah kekuatan utama yang menopang semua kegiatan ekonomi, sehingga pemerintah harus menerapkan kebijakan yang mempengaruhi jumlah uang beredar sebagai cara untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Karena penekanannya pada kuantitas uang yang menentukan nilai uang, teori kuantitas uang menjadi pusat dari konsep monetarisme.
Dengan kata lain, jika jumlah uang beredar meningkat maka tingkat harga rata-rata akan cenderung meningkat secara proporsional (dan sebaliknya), dengan demikian akan ada sedikit pengaruh pada aktivitas ekonomi riil.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait: