Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pekan Kedua Januari, Investor Asing Ramai-ramai Masuk RI, Bawa Cuan Rp8,65 Triliun

Pekan Kedua Januari, Investor Asing Ramai-ramai Masuk RI, Bawa Cuan Rp8,65 Triliun Karyawan menghitung mata uang dolar Amerika Serikat di gerai penukaran mata uang asing Ayu Masagung, Kwitang, Jakarta Pusat, Senin (28/1/2019). Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin pagi menguat 60 poin menjadi Rp14.033 per dolar Amerika. Bank Indonesia menyatakan penguatan tersebut imbas dari meningkatnya kepercayaan investor asing terhadap Indonesia yang ditandai dengan derasnya aliran masuk modal asing. | Kredit Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pasar Keuangan Indonesia kembali ceria setelah pada pekan pertama Januari 2022 ditinggal kabur investor asing. Memasuki pekan kedua Januari 2022, investor asing ramai-ramai kembali masuk pasar keuangan Indonesia.

Bank Indonesia (BI) menyebutkan, berdasarkan data transaksi 10-13 Januari 2022, nonresiden di pasar keuangan domestik terjadi beli neto atau inflow sebesar Rp8,65 triliun.

"Hal ini terdiri dari beli neto di pasar SBN sebesar Rp6,22 triliun dan beli neto di pasar saham sebesar Rp2,43 triliun," ujar Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono di Jakarta, Jumat (14/1/2022). Baca Juga: Awal Tahun Baru 2022, Dana Asing Angkat Kaki Rp1,68 Triliun dari RI

Dengan kondisi tersebut maka berdasarkan data setelmen s.d 13 Januari 2022 (ytd), nonresiden  di pasar keuangan terjadi beli neto Rp0,05 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp3,14 triliun di pasar saham.

Kendati demikian, premi CDS Indonesia 5 tahun naik ke level 80,59 bps per 13 Januari 2022 dari 76,97 bps per 7 Januari 2022. Hal ini mengindikasikan tingkat risiko berinvestasi di Tanah Air terbilang masih tinggi.

Ke depan, BI akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk memonitor secara cermat dinamika penyebaran Covid-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu.

"Serta langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan," tutur Erwin.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fajar Sulaiman

Bagikan Artikel: