Getol Kritik Jokowi terkait Pemindahan Ibu Kota Negara, Rizal Ramli Cs Dibikin Mingkem Seketika
Pengamat politik yang juga pemerhati sosial Ade Armando menyorot kritik ekonom senior Rizal Ramli (RR), wartawan senior Edy Mulyadi, dan tokoh Islam Alfian Tanjung ihwal pemindahan ibu kota negara (IKN) ke Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.
RR sebelumnya menilai bahwa pemindah IKN dari Jakarta ke Penajam Paser Utara untuk memfasilitasi gelombang warga dari Cina ke Indonesia. Sedangkan Edy menilai pemindahan itu sebagai strategi atas kekalahan Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok di Pilgub DKI Jakarta 2017 silam. Sementara, Alfian Tanjung mengatakan pemindahan ibu kota merupakan program Partai Komunis Indonesia (PKI).
"Buat saya itu adalah kritik dan kenyiyiran yang menggelikan, dangkal, dan menyesatkan. Bagaimana mungkin ini adalah konspirasi Jokowi, Cina dan PKI?," ujar Ade menyikapi kritik RR, Edy dan Alfian Tanjung lewat video yang diunggah di channel Youtube CokroTV, Sabtu (22/1/2022).
Baca Juga: Sebut Tak Akan Halangi Siapa pun Nyapres, Balasan Rizal Ramli ke Jokowi Nyelekit: Omong Kosong...
"Buat saya, oke-oke saja kalau ada banyak pihak yang ingin memperdebatkan pemindahan ibu kota. Tapi tentu saja tidak dengan cara murahan semacam ini," tambah Ade.
Ade menilai pemindahan Ibu Kota yang dilakukan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah sesuai konteks, yakni untuk mengubah pembangunan Indonesia agar tidak lagi dianggap Jawa sentris.
"Buat Jokowi, keseimbangan adalah kata kunci bagi pembangunan rakyat Indonesia. Pemerataan. Keadlian. Jokowi saya rasa sudah bosan dengan segala yang serba Jawa," tutur Ade.
Di akhir video, Ade mengatakan bahwa pemindahan IKN bukanlah hal yang sembarangan. Baginya, Jokowi telah berupaya membangun kesejahteraan rakyat Indonesia secara seimbang dan merata.
Sebelumnya, Mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Republik Indonesia, Rizal Ramli mengkritik penempatan Ibu Kota Negara (IKN) baru di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur (Kaltim).
Dia menilai pemindahan IKN ke Kaltim berpotensi gagal karena jauh dari IKN sebelumnya, Jakarta. Hal ini berkaca pada negara India Utara.
"Nah yang berhasil itu jaraknya cuma satu dua jam dari ibu kota yang lama. Nah, kita tiba-tiba bikin Ibu Kota baru di Kalimantan Timur, pertanyaannya siapa yang mau tinggal di situ?" ucap Rizal.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: