Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kritik Pers Indonesia, Mahfud MD: Kecemasan Publik Terhadap Berita Hoaks Capai 83%

Kritik Pers Indonesia, Mahfud MD: Kecemasan Publik Terhadap Berita Hoaks Capai 83% Kredit Foto: Instagram/Mahfud MD
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD mengkritik kondisi pers Indonesia saat ini. Ia memulai kritiknya dengan mengungkapkan hasil survei Edelman Trust Barometer yang dirilis pada Januari 2022 yang menunjukkan tingkat kecemasan publik terhadap berita hoaks mencapai angka 83%.

"Indonesia menduduki posisi kedua, hanya kalah dari Spanyol dalam hal tingkat kecemasan terhadap hoaks atau fake news," katanya dalam Konvensi Nasional Media Massa dalam rangka memperingati Hari Pers Nasional 2022, Selasa (8/2/2022).

Baca Juga: Sumut Berikan Kontribusi Terbesar terhadap PDRB di Pulau Sumatera Sebesar 23,37 Persen

Menurutnya, hal tersebut seakan memberikan pengakuan atas keprihatinan terhadap fenomena merebaknya hoaks dalam beberapa tahun terakhir. Dia menilai kondisi ini merupakan dampak dari proses transformasi digital yang tidka hanya membuka ruang lebih luas dalam membangun kesetaraan, partisipasi publik, dan iklim demokrasi yang sehat; tetapi juga menghasilkan masalah baru dengan penyebaran percakapan yang mengesampingkan etika serta informasi yang cenderung menyesatkan publik.

Pada akhirnya, praktik ini memberikan keuntungan hanya pada pihak tertentu dan pada gilirannya akan menghasilkan ketimpangan dan mengusik kedaulatan nasional, khususnya di bidang digital.

Untuk itu, ia berharap pers Indonesia tidak menggampangkan proses membuat berita dan menurunkan kualitasnya. Dalam hal ini, dia menyoroti praktik penulisan berita tanpa konfirmasi, menulis secara sepihak atau tidak cover both side, memberi pemaknaan keliru pada sebuah peristiwa, memilih narasumber yang tidak kredibel, atau membuat judul-judul berita yang menggoda namun melencengkan maknanya.

Dengan begitu, pers akan kembali mendapat kepercayaan publik dalam hal memberikan informasi.

"Pers nasional memang terdesak untuk menemukan model bermedia yang berkelanjutan agar mampu bertahan dan bisa tetap menjadi pilihan utama masyarakat dalam mendapatkan informasi yang berkualitas," tuturnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Imamatul Silfia
Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: