Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

'Menteri Agama seperti Kurang Kerjaan'

'Menteri Agama seperti Kurang Kerjaan' Kredit Foto: Antara/Reno Esnir
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pengamat politik dari Universitas Esa Unggul, Jamiludin Ritonga menilai pengaturan toa masjid yang disampaikan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas berikut pernyataannya yang membandingkan suara azan dan suara gonggongan anjing sudah kelewatan.

"Pernyataan tersebut tentu tak pantas disampaikan seorang menteri. Sebagai pejabat publik, seharusnya bijak memilih diksi yang tidak menimbulkan multi tafsir," kata Jamiludin kepada Warta Ekonomi.

"Menganalogikan toa masjid dengan gonggongan anjing memang terbuka menimbulkan multi tafsir. Disatu sisi, masjid tempat yang suci bagi ummat Islam, sementara disisi lain anjing dinilai binatang penuh najis," tambahnya.

Menurutnya, pernyataan tak pantas yang keluar dari mulut Yaqut dapat menimbulkan persepsi yang negatif, akibatnya, sebagian ummat Islam bisa saja menilai pernyataan itu sebagai penghinaan.

"Jadi, kontroversi itu terjadi karena dua hal. Pertama, Menteri Agama seperti kurang kerjaan sehingga harus mengatur penggunaan toa masjid. Padahal, hal itu sudah berlangsung ratusan tahun tanpa adanya gesekan yang berarti," tambahnya.

"Bahkan di era penjajahan saja hal itu tidak dipersolkan. Penjajah tidak membuat aturan seperti yang diatur Menteri Agama saat ini," terangnya.

Ia pun meminta Yaqut bersikap bijaksana dan memikirkan masak-masak sebelum mengeluarkan pendapat terutama yang berkaitan isu sensitif.

"Sebagai pejabat publik juga harus selektif memilih diksi agar tidak menimbulkan jarak persepsi yang lebar. Pejabat publik seharusnya berpikir dulu baru berbicara, bukan sebaliknya," terangnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Bagikan Artikel: