Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gak Kaleng-kaleng, Pendapatan Astra Capai Ratusan Triliun dan Keuntungan Tembus Rp20,19 Triliun

Gak Kaleng-kaleng, Pendapatan Astra Capai Ratusan Triliun dan Keuntungan Tembus Rp20,19 Triliun Kredit Foto: Istimewa

Kontribus Anak Usaha

Kinerja Astra International pada 2021 tak terlepas dari dari bisnis otomotif mencapai 170 persen pada 2021 menjadi Rp 7,29 triliun dari periode sama tahun sebelumnya Rp 2,7 triliun.

Hal ini terutama karena pemulihan dari dampak buruk pandemi yang signifikan dan langkah-langkah penanggulangannya terhadap kinerja divisi ini pada kuartal kedua tahun lalu, serta peningkatan volume penjualan pada tahun 2021, terutama pada segmen kendaraan roda empat yang didukung oleh insentif sementara pajak penjualan barang mewah.

Walaupun Grup menunjukkan pemulihan yang signifikan pada tahun 2021, volume penjualan masih di bawah volume penjualan sebelum pandemi, dimana laba bersih pada tahun 2021 adalah 13 persen lebih rendah dibandingkan 2019.

Baca Juga: Akuisisi Saham Modernland Realty, Astra Land Indonesia Miliki Sepenuhnya Proyek Asya

Selain itu, kontribusi dari agribisnis tumbuh 137 persen dari Rp 664 miliar pada 2020 menjadi Rp 1,57 triliun pada 2021. Hal ini disebabkan peningkatan harga minyak kelapa sawit.

PT Astra Agro Lestari Tbk yang 79,7 persen sahamnya dimiliki perseroan melaporkan peningkatan laba bersih 137 persen menjadi Rp 2 triliun. Harga minyak kelapa sawit meningkat 32 persen menjadi Rp 11.294 per kg. Sementara itu, volume penjualan minyak kelapa sawit dan produk turunannya 1,9 juta ton, sedikit lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya.

Selanjutnya laba bersih dari divisi teknologi informasi, PT Astra Graphia Tbk (AG), yang 76,9 persen sahamnya dimiliki Perseroan, meningkat 86 persen menjadi Rp67 miliar. Hal ini terutama disebabkan oleh peningkatan marjin operasional dan pendapatan bunga yang lebih tinggi.

Kemudian laba bersih grup dari divisi alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi meningkat 79 persen menjadi Rp 6,1 triliun. Hal ini terutama disebabkan peningkatan penjualan alat berat Komatsu dan penguatan harga batu bara.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: