Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Perkuat Ekonomi dan Keuangan Syariah, Ma'ruf Amin Dorong Pengembangan Industri Kesehatan Syariah

Perkuat Ekonomi dan Keuangan Syariah, Ma'ruf Amin Dorong Pengembangan Industri Kesehatan Syariah Kredit Foto: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ekonomi dan keuangan syariah dipercaya menjadi instrumen penting dalam mendukung pemulihan ekonomi nasional di berbagai sektor, termasuk pelayanan kesehatan. Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin mengatakan, bagi umat Islam sendiri, pelayanan kesehatan yang sesuai prinsip syariah akan meningkatkan kenyamanan sekaligus keimanan, terutama di masa pandemi Covid-19 ini. Dengan potensi besar tersebut, muncul kebutuhan yang tinggi untuk menghadirkan sistem pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kaidah Islam di Indonesia.

Baca Juga: Yakin Sektor Keuangan Syariah Bisa Percepat Pemulihan Ekonomi, Ma'ruf Amin: Ini Strategi yang Tepat

“Pemerintah terus mendorong pengembangan industri kesehatan syariah yang akan mendukung kekuatan ekosistem ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia,” ucap Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin saat memberikan keynote speech secara virtual pada acara Webinar Nasional “Peran Rumah Sakit Syariah dalam Penguatan Ekosistem Ekonomi Syariah di Indonesia” Senin (28/02/22).

 Wapres mengatakan, menurut data Majelis Upaya Kesehatan Islam Seluruh Indonesia MUKISI per 12 Januari 2022, saat ini terdapat 3.120 rumah sakit di Indonesia, baik rumah sakit swasta maupun rumah sakit pemerintah. Sekitar 500 RS menjadi anggota MUKISI. Dari 71 rumah sakit syariah yang ada di Indonesia, hanya 24 yang telah mendapatkan sertifikat resmi. Selebihnya ada 9 rumah sakit dalam proses prasurvei, 18 pendampingan, 2 re-sertifikasi syariah, dan 18 sedang proses mendaftar pendampingan.

Wapres pun berharap, industri kesehatan syariah tidak hanya melibatkan institusi penyedia layanan kesehatan syariah seperti rumah sakit, tetapi juga penyedia fasilitas seperti alat kesehatan, obat-obatan dan farmasi.

“Ke depan diharapkan semakin banyak tersedia layanan kesehatan syariah yang terstandardisasi dan produk-produk halal dalam industri kesehatan," ujarnya.

Dalam hal ini, Wapres mencermati saat ini rumah sakit menghadapi beban ganda pelayanan kesehatan. Selain memberikan pelayanan kesehatan pasien umum, juga harus memberikan pelayanan kepada pasien Covid-19.

Untuk itu, rumah sakit harus membuat berbagai inovasi agar tetap mampu memberikan pelayanan kesehatan dengan baik dan optimal, serta memanfaatkan digitalisasi pelayanan kesehatan seperti telemedicine

Baca Juga: Majukan Umat, Wapres Dorong HIKMAT Aktif di Sektor Ekonomi Syariah

Sekalipun beban rumah sakit meningkat di masa pandemi, saya berharap rumah sakit tetap mengedepankan kualitas/mutu pelayanannya, termasuk rumah sakit syariah,” imbaunya.

Di sisi lain, Wapres menjelaskan bahwa pemerintah telah melakukan berbagsi upaya dalam meningkatkan akses dan mutu pelayanan rumah sakit, salah satunya melalui transformasi sistem rujukan atau rumah sakit.

“Transformasi dilakukan antara lain melalui akreditasi rumah sakit, sister hospital dengan rumah sakit unggulan di luar negeri, pengembangan center of excellence, serta pendidikan dan penelitian,” jelasnya.

Sebelumnya, Ketua STIF SYENTRA Siti Haniatunnisa menyebutkan STIF SYENTRA akan berkontribusi dalam pembangunan ekonomi nasional melalui pilar-pilar ekonomi syariah, serta akan terus menciptakan SDM unggul melalui ilmu Islam, khususnya dalam bidang fikih kontemporer, hukum Islam, dan ekonomi syariah.

“STIF SYENTRA sebagai lembaga pendidikan berkepentingan menyediakan SDM mumpuni yang mengembangkan fikih-fikih kontemporer namun tidak meninggalkan ilmu-ilmu klasik. Selain itu, kami memiliki peranan menyiapkan SDM yang menopang program-program terkait bidang hukum Islam dan ekonomi syariah. Kami ingin ikut berperan dalam membangun pilar-pilar ekonomi syariah yang diharapkan dapat berdampak pada ekonomi nasional,” imbuhnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Editor: Aldi Ginastiar

Bagikan Artikel: