Pasokan dari Ukraina dan Rusia Terganggu Indonesia Lirik Gandum Negeri Kanguru
Mitigasi Risiko
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) atau National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi mengatakan, pihaknya bersama Holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Pangan ID FOOD, siap mengamankan ketersediaan 9 bahan pangan strategis menjelang Ramadan.
“Holding Pangan ID FOOD bersama NFA melakukan percepatan terwujudnya ketersediaan dan keterjangkauan harga pangan melalui platform dan sentralisasi dengan dukungan data pangan NFA,” kata Adi dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (2/1).
Dengan begitu, lanjut dia, NFA memiliki data sentral yang valid, baik di tingkat produsen maupun konsumen. Hal ini juga menjadi mitigasi risiko kelangkaan bahan pangan pokok, yang menjadikan sejumlah harga pangan naik ketika menjelang hari besar keagamaan.
“Seperti stok daging, ayam, telur, permintaan pasti meningkat menjelang Ramadan. Oleh karenanya, perlu penyelarasan data segera untuk solusi pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat,” ujar Arief.
Guru Besar Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB) Dwi Andreas Santosa mengatakan, kenaikan harga pangan yang masih impor memang tidak bisa dihindari.
Selain akibat perang antara Rusia dan Ukraina, harga bahan pangan internasional memang sudah mengalami kenaikan sejak Mei 2020.
“Gandum, jagung hingga kedelai harga internasionalnya sudah tinggi. Di tambah harga minyak nabati yang juga naik 2,4 kali lipat. Kondisi ini tidak bisa kita hindari, karena lebih dari 50 persen kebutuhan nasional kita untuk komoditas tersebut masih harus impor,” kata Andreas kepada Rakyat Merdeka.
Ia melanjutkan, yang bisa diantisipasi kenaikan harganya saat ini adalah padi dan beras, karena produksi dalam negeri masih cukup tinggi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto